Batik Corona dan Pesan Haedar Nashir dalam Silaturahim PWM Jabar

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat menggelar Silaturahmi Idul Fitri bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi dan Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil, Jum’at (12/6). Dalam kesempatan silaturahim ini Haedar Nashir mengenakan Batik Corona produksi Suara Muhammadiyah.

Dalam tausyiahnya, Haedar Nashir menjelaskan bahwa manusia selalu diuji dalam hidup melalui seberapa besar rasa syukur dan sabarnya seseorang dalam hidup ini. “Satu ikhtiar utamanya ialah melakukan social distancing karena penularannya secara fisik,” ujarnya.

Dalam situasi ini, kata Haedar, kita akan memperkaya nurani karena setiap manusia memang memiliki keterbatasan. “Hidup itu memang memiliki dinamika, termasuk adanya musibah di dalamnya dan semua itu memang atas izin Allah,” tambahnya.

Musibah dijadikan sebagai tantangan bagi umat Muslim dan salah satu ikhtiar kita yakni tetap menjaga silaturahim namun tetap mengikuti protokol kesehatan. Betapa pentingnya silaturahim dalam persaudaraan sebagai satu anak keturunan Adam.

Haedar juga mengingatkan kepada kita agar senantiasa waspada. Karena memperkuat persaudaraan juga diuji pada masa pandemi ini. “Jangan sampai kita merasa aman, karena kita tidak tahu bagaimana virus itu berada sehingga kita tidak merasa aman, namun tetap merasa waspada,” ujar Haedar.

Hal ini senada dengan anjuran dan himbauan dari Ketua PWM Jawa Barat Suhada yang mengingatkan kepada masyarakat Jawa Barat agar tetap menjaga social distancing dan selalu mengikuti protokol kesehatan.

“Dengan adanya covid-19, kita tidak bisa melakukan kegitan-kegiatan maupun hal-hal yang dapat mempengaruhi persebaran virus covid-19. Namun, silaturahim tetap di jaga dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” lanjutnya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan  Kamil juga menambahkan terkait kondisi kasus covid-19 di Jawa Barat yang masih dalam status terkendali. “Percepatan penularan covid-19 di Jawa Barat dibawah 1%. Sesuai dengan standar WHO, apabila di bawah 1%, maka status kasus persebaran covid-19 masih dalam status terkendali.”

Pembukaan aktivitas dan kegiatan pada masa new nomal di Jawa Barat akan dibuka pada wilayah zona biru dan hijau dengan beberapa tahapan: pertama, kegiatan ibadah. Kedua, kegiatan perekonomian, perindustrian dan lainnya. Ketiga, mall dan pertokoan. Keempat, pariwisata dan  kelima ialah pendidikan. Namun, kita tetap harus waspada dengan tempat-tempat ramai ataupu kerumunan. “Yang harus diwaspadai ialah menghindari kerumanan. Maka jauh dari kerumanan akan jauh dari covid-19.”pungkasnya.

Disisi lain, yang harus kita hidupkan ialah dimensi qalb (hati) dalam memperkuat silaturahim sebagai bentuk dari ihsannya manusia. Satu ikhtiar utamanya ialah melakukan social distancing karena penularannya secara fisik. Serta menautkan cara berpikir juga penting ditengah pandemi seperti ini. Karena konsekuensinya berat, yaitu mengakibatkan orang yang meninggal.

Silaturahim juga bisa kita perlebar dalam skala semesta melalui ta’aruf insani. Sesuai dengan penjelasan dalam surah al-Hujurat ayat 13. Dengan menjaga semangat insaniah dan internasionalisasi dapat memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta. (rahel)

Exit mobile version