Tia Setiawati
Pelatih bertanya “Siapa yang tahu apa itu Tapak suci, arti lambang, jurus dasar dan tingkatan dalam Tapak Suci?”
“Belum tahu, Pak?” mereka serempak menjawab.
“Baiklah! Kalau begitu kalian bapak tugaskan untuk mencari jawabannya di buku, pertemuan selanjutnya sudah siap dan kita bisa diskusikan bersama ya?” tegas Pak Pelatih.
“Insya Allah siap, Pak!” mereka serempak menjawab.
“Alhamdulillah latihan hari ini kita sudahi, mari kita tutup dengan membaca doa setelah kegiatan dan tahmid bersama-sama,” ajak Pelatih.
Tibalah waktu latihan berikutnya, anak-anak pun sudah siap dengan tugas menghafal yang ditugaskan Pak Pelatih, latihan pun dimulai seperti biasanya.
“Nah, anak-anak, mari kita duduk, silahkan siapa yang mau menjelaskan tugas bapak minggu lalu?” tanya Pak Pelatih.
“Saya, Pak! saya mau menjelaskan tentang apa itu Tapak Suci!,” jawab Bilqis.
“Baiklah, silahkan!” pelatih mempersilahkan Bilqis.
Bilqis pun berusaha menjelaskan dengan lengkap, “Tapak Suci Putra Muhammadiyah adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah.”
“Wah, bagus sekali penjelasan Bilqis. Memang betul anak-anak apa yang tadi disampaikan Bilqis, mari kita beri tepuk tangan,” pinta Pak Pelatih.
“Lalu siapa yang akan menjelaskan tentang arti lambang Tapak Suci?” tanya Pak Pelatih.
“Saya, Pak!” Syifa tunjuk jari.
“Ya, silahkan,” jawab Pak Pelatih.
Kemudian Syifa menjelaskan, “Lambang Tapak Suci ini Bentuk bulatnya: Bertekad bulat. Berdasar biru: Keagungan. Bertepi hitam: Kekal dan abadi melambangkan sifat Allah SwT. Bunga Mawar: Keharuman. Warna Merah: Keberanian. Daun kelopak hijau: Kesempurnaan. Bunga Melati putih: Kesucian. Jumlah Sebelas: Rukun Islam dan Rukun Iman. Tangan kanan putih: Keutamaan. Terbuka: Kejujuran. Berjari rapat: Keeratan. Ibu jari tertekuk: Kerendahan hati. Sinar Matahari kuning: Putra Muhammadiyah”.
“Wah, bagus sekali penjelasannya. Mari kita beri tepuk tangan. Terimakasih,” Pak Pelatih memberi semangat. Selanjutnya siapa yang akan menjelaskan ketingkatan di Tapak Suci?
“Saya, Pak!” Hidayah tunjuk jari.
“Ya, silahkan Hidayah,” jawab Pak Pelatih.
Hidayah pun menjelaskan, “Tiga kategori ketingkatan yang dipakai di Tapak Suci. Siswa dasar kuning polos, siswa satu kuning melati coklat satu sampai kuning melati coklat empat, kader dasar biru polos, kader muda biru melati merah satu, kader madya biru melati merah dua, kader kepala biru melati merah tiga, kader utama biru melati merah empat, pendekar muda hitam melati merah satu, pendekar madya hitam melati merah dua, pendekar kepala hitam melati merah tiga, pendekar utama hitam melati merah empat dan pendekar besar hitam melati merah lima,.” demikian penjelasan Hidayah tentang ketingkatan yang ada di Tapak Suci.
“Terima kasih Hidayah, bagus sekali, beri tepuk tangan teman-teman,” pinta Pelatih, selanjutnya siapa yang bertugas menjelaskan tentang jurus yang ada di Tapak Suci?
“Saya, pak!” Andin tunjuk jari.
“Baiklah, silahkan Andin!” pinta Pelatih.
Andin pun menjelaskan tentang jurus yang ada di Tapak Suci. “Jurus yang ada di Tapak Suci terdapat delapan jurus khas yaitu: Jurus Mawar, Naga, Katak, Ikan terbang, Lembu, Rajawali, Merpati, Harimau,” demikian Andin menyudahi penjelasannya.
“Bagus sekali, Andin, terima kasih. Beri tepuk tangan juga untuk Andin” pinta Pelatih.
“Semua tugas sudah dibacakan dengan lengkap, tapi masih ada yang belum disampaikan,” tanya Pelatih.
“Apa itu, Pak?” mereka menjawab serentak.
“Siapa pendiri Tapak Suci, kapan dan di mana?” tanya Pak Pelatih.
Anak-anak tersenyum saling berpandangan dan menjawab sebisanya.
“Baiklah yang ini bapak jelaskan, kalian mendengarkan supaya tahu. Sebagai siswa Tapak Suci tidak tahu ini malu dong,” jawab Pelatih sambil tersenyum.
Pelatih pun menjelaskan pendiri Tapak Suci adalah Pendekar Moh Barrie Irsyad, sedangkan Ketua Umumnya pada waktu itu adalah H. Djarwari Hadikusumo. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awwal 1383 H atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 M tempatnya di Kauman Yogyakarta. Motto Tapak Suci ”Dengan Iman dan Akhlak Saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah”, demikian anak-anak semoga pengetahuan ini selalu kalian ingat terus,” pinta Pak Pelatih.
“Baiklah, latihan hari ini selesai, kita akhiri dengan membaca tahmid bersama,” pinta Pelatih.
“Alhamdulillahirabbil’alamiin,” kami pun serentak mengucapkan.
Latihan pun usai ditutup dengan salam, kami semua pulang dengan senang karena telah tahu pengetahuan tentang Tapak suci.
Kami bertekad untuk selalu mencintai Tapak Suci.
—
Tia Setiawati, Mahasiswa PG PAUD FKIP UAD
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM No 14 Tahun 2017