BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Persoalan ketahanan pangan menjadi persoalan serius ditengah kondisi pandemic Covid19 yang belum juga mereda. Pemuda Muhammadiyah Aceh melalui KOKAM mencoba menjaga ketahana pangan itu dengan mengembangkan ternak ikan lele.
Jenis ikan lele, Gurami, Patin, Mujahir, menjadi bahan konsumsi yang popular dan diminati masyarakat. Untuk pertama, Kokam Aceh mengembangkan Lele, karena jauh lebih mudah dilakukan dan proses pemanenannya lebih cepat.
Ikan lele juga mudah dipasarkan di pasar tradisional dan harganya tidak terlalu mahal dibanding jenis ikan lainnya. Ikan lele juga mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan tubuh, seperti rendakh kalori dan lemak, mengandung vitamin B12, mengandung asam lemak Omega-3.
Upaya pengembangan ternak lele oleh Kokan Aceh dimotori oleh Ikhwan Julmi yang juga Komandan Kokam Aceh. Awalnya mereka mencoba mengembangkan Lele mulai dari dua ember bekas. Dan jumlah ember ikan lele terus bertambah.
Jelas Ikhwan Julmi , “Budidaya ikan lele di dalam ember atau biasa disebut budikdamber yang dilakukan dengan pola pembibitan berselang waktu supaya bisa panen secara berkelanjutan. Artinya tidak sekalian panen.”
Ikhwan Juli yang biasa disapa Daewan adalah perwira DanKokam Provinsi Aceh berharap pengembangan ikan Lele itu dapat menjadi “kulkas hidup” yang menyediakan ikan segar setiap hari karena dengan pola berselang waktu otomatis ukuran ikan lele dalam ember berbeda.
Menariknya kata Ikhwan Juli, pengembangan ternak ikan lele ini selain dapat dilakukan dengan mudah juga tidak membutuhkan lokasi yang luas. (Agusnaidi/ Syaifulh/Riz)