Oleh: M. Munawir
ANAK sebagai amanah dari Allah, juga merupakan karunia, rahmat dan rizki yang dinanti para orang tua. Karena anak adalah permata hati yang dengan kesalehannya, kebaikan dan kesuksesannya bisa membahagiakan kedua orang tua di dunia dan di akhirat.
Amal saleh anak bisa menjadi sedekah jariyah yang pahalanya tidak akan terputus hingga hari kiamat tiba. Sebab keberadaan anak saleh dikarenakan adanya pengorbanan dan perjuangan yang besar dari orang tua dalam mendidiknya tanpa kenal lelah.
Maka dari itu jika ditelusuri secara mendalam, pada dasarnya penerapan belajar dirumah pada saat pandemi covid-19 ini adalah mengembalikan kodrat orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama.
A Tafsir (2012) menyebutkan, pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dikatakan pertama karena memang anak mendapatkan pendidikan pertama kali di lingkungan keluarga, yakni orang tua, ayah dan ibunya. Sementara dikatakan utama karena yang paling utama mendidik anak adalah orang tua.
Orangtua berkewajiban untuk menanamkan tauhid dan adab kepada anak-anaknya. Mereka juga berkewajiban mengenalkan mana yang wajib, sunnah, haram dan makruh.
Pendidikan utama yang harus dilakukan orangtua sejatinya adalah mengembangkan segala potensi anak untuk untuk menjadi pribadi yang seutuhnya.
Pendidikan juga harus dapat mengarahkan anak, sehingga mereka menjadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak dalam hubungannya kepada Allah dan kepada makhluk.
Saatnya, ditengah pandemi Covid-19 saat ini, para orangtua harus memaksimalkan kembali perannya dalam mendidik anak.
Orang tua dapat memanfaatkan Home Learning atau pembelajaran di rumah sebagai momentum untuk kembali keperan awal mereka sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka.
Memastikan anak mengikuti instruksi dan memahami semua tuntutan pelajaran selama belajar di rumah bukan perkara mudah bagi sebagian orangtua, terbukti dengan berbagai keluhan yang banyak beredar di media sosial tentang bagaimana berat dan repotnya ketika harus mendampingi anaknya belajar dirumah.
Namun Orangtua yang “CERDAS” dan paham dengan tugas dan tanggung jawabnya, tentunya tidak akan banyak mengeluh dan tidak akan melewatkan kesempatan emas ini. Yaitu sepenuhnya memanfaatkan waktu yang ada untuk membimbing dan membantu anak dalam belajar, termasuk dalam pembentukan karakter, membiasakan adab/akhlaq yang baik.
Diperlukan langkah strategis dan metode yang tepat untuk bisa menjadi orang tua “CERDAS” dalam mendampingi anak belajar saat pandemi ini.
Berikut kami jabarkan apa yang dimaksud orang tua “CERDAS” dalam mendampingi anak-anak belajar pada saat pandemi Covid-19.
C adalah creative, artinya orang tua harus creative menciptakan suasana, agar atmosphere belajar dirumah sangat mengasikkan, nyaman dan menyenangkan. Suasana jangan terlalu kaku walaupun tetap berdisiplin dengan komitmen yang sudah disepakati.
E adalah easy going, artinya orang tua harus berperan sebagai teman bagi anaknya dalam belajar. Mereka harus lebih cair dalam bergaul dengan anak. Menemani dan mendampingi anak belajar bukan berarti membantu anak mengerjakan tugas sekolahnya. Bahkan ketika anak meminta bantuan, jangan langsung membantunya, tetapi mengajaknya berpikir untuk mencari jawaban dan sekaligus diajarkan menerima konsekuensi atas jawabannya itu.
R adalah responsibility, artinya sambil belajar sambil berlatih bertanggung jawab. Terapkan “aturan main” untuk proses belajar mengajar di rumah. Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, makan dan beribadah. Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu tersebut dan konsekuensi terbaik apa yang bisa diterapkan bersama. Dengan adanya pemberlakuan disiplin ini, harapannya kegiatan belajar mengajar bisa terjadwal dan rutin. Sehingga waktu yang digunakan untuk belajar mengajar di rumah menjadi efisien.
D adalah deep meaning, artinya orang tua harus menerangkan pentingnya belajar. Belajar dirumah benar benar menjadi bermakna dan mengesankan buat anak. Orangtua sebaiknya melatih anak menjadi pembelajar mandiri hingga ia paham apa yang harus dipelajari dan orangtua siap mendukung atau memfasilitasinya. Mereka juga harus menjelaskan tentang situasi saat ini, dan bagaimana untuk tetap disiplin menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
A adalah Active Communication atau komunikasi yang intens baik antara orang tua dengan anak maupun orang tua dengan sekolah. Dengan institusi pendidikan, orang tua perlu berkomunikasi mengenai sistem dan metode pembelajaran yang digunakan dan target belajar yang hendak dicapai sekolah. Kemudian, orang tua perlu beradaptasi dengan hal tersebut dan segera mengatur jadwal dengan sang anak. Perlu diingat bahwa jadwal yang didesain tidak hanya mengakomodir tujuan sekolah, namun juga kebutuhan psikologis anak akan hiburan selama masa pandemik.
S adalah support, artinya orang tua tidak hanya menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Bentuk dukungan yang lain adalah orang tua agar senantiasa mencurahkan kasih sayang dan dapat memenuhi kebutuhan psikis anak-anaknya.
Masa-masa Covid-19 bukan berarti pelajar harus berhenti belajar. Masa pandemi ini bisa dimaknai dengan semakin besarnya kesempatan orang tua untuk terlibat dalam proses pendidikan anak.
Orang tua “CERDAS” dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya, orang tua sejati adalah guru nyata bagi anak-anaknya “Parents Are The Real Teachers for Children”.
M. Munawir, Pengajar Di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta