YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam Halal bi Halal Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban. Melalui video telekonferensi, Haedar Nashir menyampaikan memberikan tausyiah kepada Keluarga Besar Muhammadiyah Tuban.
Haedar menyebut Muhammadiyah melalui pernyataan resminya berpendapat bahwa Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) tidak terlalu urgen dan tidak perlu dilanjutkan pembahasan pada tahapan berikutnya untuk disahkan menjadi Undang-undang.
“Muhammadiyah dengan tegas meminta Pemerintah dan DPR untuk tidak keluar dari kesepakatan yang telah ditetapkan para pendiri bangsa terhadap Pancasila. Tidak akan jatuh dan malu jika Pemerintah bersama DPR secara resmi bersama-sama menggumumkan mencabut dan tidak meneruskan RUU ini sebagai bentuk menunjukkan jiwa kenegarawanan sekaligus juga pemahaman sejarah yang benar, dan tidak akan malu dan jatuh diri jika hal tersebut dilakukan atas kemauan dan itikad politik guna menghormati marwah para negarawan,” tegas Haedar.
PP Muhammadiyah sudah menentukan sikap yang tegas dan berdasarkan pada prinsip yang kokoh, sehingga Haedar mengimbau kader, dan warga Muhammadiyah di daerah-daerah tidak perlu melakukan aksi-aksi lain, ikuti kebijakan dan sosialisasikan keputusan dan pandangan PP Muhammadiyah terkait RUU HIP tersebut.
“Bila perlu bawa dan sampaikan ke pemerintah setempat aspirasi tersebut, dengan tetap tertib. Muhammadiyah tetap menjaga persatuan dan Muhammadiyah akan terus menjaga ukhuwah,” jelas Haedar.
Haedar juga mengajak seluruh masyarakat dan komponen bangsa untuk menjadikan Indonesia yang berdasar Pancasila dan diperjuangkan oleh seluruh kekuatan bangsa menjadi negara yang bersatu, merdeka, berdaulat, adil dan makmur yang dalam bahasa Muhammadiyah diulas menjadi negara berkemajuan, kemajuan moral, iman dan taqwa nya, maju ekonomi, politik, dan budayanya, dan juga maju kehidupan keagamaan.
Selain itu, Haedar turut mengajak dan mengimbau warga Muhammadiyah, baik kader dan pimpinan harus menjadi pelopor pengguna media sosial (medsos) yang produktif, cerdas dan berilmu juga berakhlak.
“Ketika kita merasa aktif di medsos terkadang sebagian dari kita telah merasa kita berbuat banyak bagi Muhammadiyah. Namun kenyataanya ternyata masjid kita kurang makmur, amal usaha kita kemudian tidak berkembang, warga jamaah kita tidak terbina, kemudian ekonomi umat juga tidak berjalan dengan baik,” tutur Haedar.
Hadir dalam acara tersebut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Prof Biyanto, Bupati Tuban Fathul Huda, dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban.
http://www.muhammadiyah.id/id/news-19267-detail-muhammadiyah-istiqomah-menjaga-persatuan-bangsa.html