MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Banyak pilihan hiburan saat ini yang bisa dinikmati. Kemajuan teknologi berdampak pada semakin mudahnya akses bagi masyarakat untuk menikmati setiap hiburan yang ada. Kemudahan akses tersebut hendaknya jangan sampai menjadikan masyarakat tidak mampu melakukan kontrol waktu dalam menikmati hiburan itu sendiri.
Dalam batas – batas tertentu, hiburan dibutuhkan untuk melepaskan ketegangan emosi dan pikiran setelah seharian bekerja dan beraktifitas, sehingga mampu mendapatkan semangat dan spirit baru yang positif dalam melakukan aktifitas berikutnya. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Magelang, Jawa Tengah Eko Kurniasih Pratiwi, MSI, Jum’at (19/06).
Perempuan yang akrab disapa Tiwi ini menekankan bahwa masyarakat diharapkan menghindari prilaku yang mengarah pada kecanduan ketika menikmati hiburan karena bisa berdampak pada kondisi yang membuat seseorang kehilangan kontrol.
Beberapa waktu yang lalu Nasyiatul ‘Aisyiyah mengadakan diskusi mengangkat tema Hobi Drama Korea (Drakor) Dalam Perspektif Kejiwaan dengan menampilkan pembicara Psikolog dari Rumah Sakit Jiwa Soerojo Kota Magelang Swastika Wulan Pahlevi, M.Psi.
Swastika memaparkan dampak positif dan negatif ketika menjadi pecinta drakor. Satu sisi drakor adalah bagian dari hiburan yang menjadi kebutuhan hidup seseorang, maka sejatinya itu baik dan positif. Disisi lain akan berpotensi menimbulkan dampak negatif, apabila sudah sampai pada level pecandu. Yang akhirnya dapat melupakan peran-peran dan tanggungjawab masing-masing.
Contohnya seperti ketika seorang perempuan yang telah berstatus sebagai ibu rumah tangga. Ketika sudah pada level candu, maka peran-peran sebagai ibu dapat terlupakan. Kelompok usia remaja juga sangat berpotensi terkena pengaruh negatif terkait demam tontonan drakor ini.
“Kecanduan yang dialami oleh seseorang dalam jangka panjang akan merusak kondisi kejiwaaanya. Oleh karenanya yang dibutuhkan adalah pengendalian diri serta kemampuan mengambil nilai – nilai positif dari setiap tayangan hiburan yang ada,” katanya.
Tiwi menambahkan bahwa sebagai organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang memiliki anggota remaja puteri, Nasyiatul ‘Aisyiyah selalu berupaya membuat program dan kegiatan positif yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya bagi kelompok remaja puteri dalam rangka melakukan pemberdayaan di masyarakat.
Selama ini sudah ada program Pelayanan Remaja Sehat (Pashmina), pelatihan keorganisasian dan juga diskusi serta kajian yang mengangkat tema – tema aktual.