SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menjalani akreditasi. Prosesi akreditasi tersebut berlangsung secara online pada Sabtu (27/6).
Para asesor mengikuti seremoni serta mendengarkan paparan dan penjelasan dari Kepala Perpustakaan UMS dan Tim melalui jaringan online. Visitasi (kunjungan) ke sejumlah titik yang diperlukan, juga dilakukan secara daring.
“Biasanya, untuk akreditasi dilakukan secara tatap muka. Kunjungan atau visitasi ke titik-titik lokasi yang perlu diperiksa dilakukan secara langsung. Tetapi dengan adanya wabah Covid-19 dan saat ini masih tahap new normal maka visitasi ke perpustakaan UMS harus dilakukan secara online,” ungkap Mustofa, SE, Kepala Perpustakaan UMS.
Mustofa menjelaskan, seharusnya akreditasi dilakukan di awal tahun. Namun harus tertunda karena hadirnya pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia dan belahan dunia lain. “Walau saat ini sudah New Normal tapi kita tetap memberlakukan protokol kesehatan yang akhirnya para asesor memutuskan untuk akreditasi tersebut dilakukan secara online via Zoom,” ungkapnya.
Bahkan menurut Mustofa, akreditasi online untuk perpustakaan kampus UMS tersebut adalah yang pertama bagi perguruan tinggi di Indonesia. “Kita ini perpustakaan perguruan tinggi pertama yang melakukan akreditasi secara online,” kata Mustofa.
Walau akreditasi online, lanjut Mustofa, bukan berarti lebih mudah. Pasalnya, belum ada model akreditasi online untuk perpustakaan. “Malah kita sedikit repot karena harus bisa menunjukkan bukti-bukti fisik dari 6 komponen yang ada di borang sesuai dengan permintaan asesor secara online. Visitasi online ini perlu merancang cara khusus agar lancar dan bisa dipahami oleh asesor,” kata Mustofa.
Sehingga, untuk visitasi online Tim Perpustakaan UMS yang dibantu Tim PH Humas Ums berusaha keras bagaimana cara agar asesor bisa melihat bukti fisik yang ada di Perpustakaan UMS dengan jelas seolah-olah mereka melihat secara langsung ke lokasi. Sehingga Tim memutuskan menggunakan 3 kamera video sekaligus, di mana satu kamera untuk shooting meeting room dan dua kamera untuk keliling area perpustakaan dengan dipandu oleh masing-masing host.
“Para host tersebut memandu tim Asesor melalui vlog untuk mengunjungi 6 komponen utama untuk penilaian. Adapun 6 komponen tersebut antara lain : (1) Koleksi, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Pelayanan Perpustakaan, (4) Tenaga Perpustakaan, (5) Penyelenggaraan dan Pengelolaan, dan (6) Komponen Penguat,” ujar Mustofa.
Tak dinyana, konsep vlog yang dikonsep oleh tim teknis ini rupanya memudahkan asesor dan bahkan mereka merasa puas dan memberikan apresiasi secara khusus. “Wah luar biasa, kita baru saja diajak keliling Perpustakaan UMS via online seperti layaknya kita berada di lokasi secara langsung,” kata salah satu Asesor, Dra. Sri Sularsih, M.Si. (Bangkit/Riz)