TUGAS pokok Pimpinan Muhammadiyah dari Pimpinan Pusat sampai Pimpinan Ranting, paling tidak ada lima.
1.Meningkatkan kualitas dakwah
Pimpinan Muhammadiyah selalu berupaya untuk melakukan perubahan ke yang lebih baik dan lebih berkualitas. Namun bila tidak mampu melakukan perubahan, maka minimal berusaha untuk mempertahankan prestasi yang sudah ada dan jangan sampai turun dan lebih buruk dibanding kemarin (kepengurusan sebelumnya). Perbaikan seperti apa yang bisa dilakukan? Misalnya perbaikan kualitas pengajian. Perlu dievaluasi narasumbernya, waktu pelaksanaannya, metode, kurikulum, juga tindak lanjut setelah jamaah pulang dari pengajian.
Kegiatan Muhammadiyah harus kreatif, inovatif dan solutif. Bila kegiatan Muhammadiyah tidak solutif, maka Muhammadiyah akan ditinggalkan. Di bidang pendidikan salah satu contoh yang terus berkreasi dan inovasi dan saat ini menjadi SMP terbaik se-Jawa Tengah (tiga tahun berturut-turut) adalah SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta (saat ini masuk Peringkat 18 terbaik nasional untuk sekolah swasta dan negri).
Muhammadiyah harus produktif baik di bidang pemikiran, jasa maupun barang. Karena ke depannya akan semakin banyak masyarakat yang akan bertanya pada Pimpinan Muhammadiyah, “Apa manfaat dan untungnya bila saya ikut Muhammadiyah?”. Pertanyaan ini harus dijawab dengan karya nyata oleh Muhammadiyah.
2. Meluaskan Jangkauan Dakwah
Apakah dakwah Muhammadiyah sudah menjangkau semua kalangan. Pengalaman sewaktu menyeleksi calon pegawai BPRS milik PWM Jawa Tengah, ternyata dari ratusan bahkan ribuan yang melamar yang kenal Muhammadiyah hanya sekitar 10 %. Hal ini menunjukkan bahwa dakwah yang disampaikan para Ustadz dan mubaligh Muhammadiyah kebanyakan masih di internal warga persyarikatan dan kurang masuk ke kalangan yang lebih luas. Hal ini semakin diperparah karena mubaligh Muhammadiyah banyak yang tidak memanfaatkan media informasi, termasuk televisi, radio, youtube dst.
3. Melakukan Diversifikasi Dakwah
Muktamar sudah memutuskan tentang pentingnya dakwah komunitas. Muhammadiyah harus bisa menyantuni semua komunitas termasuk para artis, olahragawan dst. Dakwah perkantoran yang dulu dirintis oleh Muhammadiyah di Jakarta, sekarang banyak yang ditinggalkan oleh mubaligh Muhammadiyah. Juga Jum’atan di mall dan gedung-gedung perkantoran. Para mubaligh Muhammadiyah juga harus mampu memahami dan melaksanakan dakwah kultural yang telah ditetapkan di Tanwir Bali.
4. Prioritas Program
Bila kepemimpinan tidak bisa membuktikan kepemimpinannya dengan karya nyata, maka sebaiknya tidak usah jadi pemimpin. Maka setiap periode harus bisa menyatakan diakhir periode “Inilah peninggalan/karya periode kami”. Setiap pemimpim harus bisa membedakan mana program dan mana kegiatan. Kegiatan banyak, namun tidak mengatasi masalah, namun program harus berangkat dari masalah yang dihadapi dan didisain untuk mengatasi masalah.
5. Memberi Kesempatan Yang Lebih Besar Pada AMM
Era IT tidak suka orangtua. Maksudnya di era informasi bila Muhammadiyah meninggalkan anak muda maka Muhammadiyah akan tutup. Web Muhammadiyah masih belum menggembirakan. Youtube juga masih sepi dari dakwah mubaligh Muhammadiyah. Ukuran perhatian terhadap AMM antara lain: coba cek di notulen rapat PWM, PDM, PCM, PRM, adakah catatan khusus yang membahas masalah AMM? Juga lihat berapa anggaran yang disiapkan untuk kegiatan anak muda Muhammadiyah.
Kita harus menjadikan AUM menjadi pusat-pusat keunggulan yang didukung kader-kader muda Muhammadiyah serta mampu maju bersama persyarikatan. Semua AUM yang sudah maju harus ikut memajukan Cabang dan Ranting disekitarnya. (Muh Jamaludin Ahmad)
(Disarikan dari Pidato Drs H Dahlan Rais, MHum pada pembukaan Regional Meeting LPCR se-Sumatra, di Aula P4TK, Medan Sumatra Utara, 22-24 Maret 2018)
Sumber: Majalah SM Edisi 9 Tahun 2018