YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengembangan dan Ranting Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan seminar online. Zoominar : Seri Talkshow LPCR #1 ini bertajuk Model Ketangguhan Ekonomi Cabang & Ranting Muhammadiyah di Era Pandemi Covid-19. Serta Launching Sayembara Business Plan Sociopreneur Muhammadiyah.
Acara yang dimoderatori oleh Kader Nasyiah yang juga Presentar Adi TV Jogja, Eka Annisa Sari menghadirkan tiga narasumber ahli yaitu Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah M. Safar Nasir, Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Hempri Suyatna, dan Kepala Desa Krandegan, Bayan Purworejo yang juga Inisiator Gerakan Pasar Bergerak, Dwinanto.
Berbicara mengenai Prespektif Ekonomi dan Pandangan LPCR untuk mewujudkan Sociopreneur di tingkat Cabang Ranting, M. Safar Nasir menyampaikan hadirnya Sociopreneur di saat pandemi sangatlah penting dan strategis di tengah masyarakat. Untuk menutup celah celah yang tidak atau belum sempat tersentuh oleh Pemerintah maupun swasta.
Selain menghasilkan keuntungan demi keberlangsungan usahanya dan juga kesejahteraan karyawaannya, sebagian atau seluruh profit dari sociopreneur digunakan untuk misi sosial.
“Usahanya dijalankan secara professional dengan tujuan untuk memyelesaikan masalah sosial. Rata rata sociopreneur ini adalah seorang pengusaha yang mempunyai kemampuan modal dan pengalaman,” ungkap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Ahmad Dahlan ini.
Dr Hempri Suyatna menjelaskan bahwa cara terbaik untuk mengukur kewirausahaan sosial bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan. Melainkan pada tingkat di mana mereka telah menghasilkan nilai–nilai social. Seperti mengatasi pengangguran di level individu, mengatasi kemiskinan dan mengatasi berbagai masalah social, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Selain itu, kata Hempri, di era pandemi ini akan sangat luar biasa untuk memanfaatkan teknologi. Dengan mengembangkan sistem web platform dalam menjalankan usaha yang akan sangat membantu masyarakat miskin.
Dwinanto, sang Inisiator Gerakan Pasar Bergerak berbagi kisah tentang Desa Krandegan dalam menghadapi Pandemi Covid 19. Kepala desa di Krandegan, Bayan, Purworejo ini mengatakan bantuan diberikan dalam bentuk sembako, mengcover bantuan cair langsung bagi warga yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah senilai 300.000 per kepala Keluarga setiap bulannya
Kemudian Pemdes juga menginisiasi irigasi gratis bagi warganya terutama untuk para petani. Diwnanto ingin melindungi warganya tidak hanya soal kesehatan tetapi juga jangan sampai warganya ada yang kelaparan.(syifa/riz)