YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kondisi pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia, memaksa semua pihak untuk berubah dan melakukan improvement dalam kegiatannya. Hal inipun tak luput dari keinginan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk turut memberikan sumbangsih pemikiran.
Diselenggarakan oleh Bagian kerjasama Internasional Prodi Kedokteran Gigi FKIK UMY mengadakan kegiatan International Webinar dengan tema “Research and Education During Covid -19 Pandemic in Dentistry” pada awal Juli 2020.
Agenda ini memberikan referensi dan pengetahuan bagi para akademisi dalam melakukan pendidikan, praktikum dan penelitian di masa pandemi ini. Dengan menghadirkan perspektif dan pemikiran dari para ahli yang kompeten dan bertanggung jawab dalam bidangnya.
Di buka oleh Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Dr. dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes. Menurutnya kondisi Covid-19 ini harus disikapi dengan tepat oleh para dokter gigi dalam kegiatan medisnya ditengah kondisi kondisi pandemi.
“Dengan dukungan teknologi informatika ini bisa proses belajar mengajar dunia pendidikan dan penelitian di bidang dokter gigi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid 19,” ungkap Wiwik.
Webinar yang dipandu oleh Host drg. Iwan Dewanto, MMR, Ph.D. Wakil Sekjen PDGI Pusat ini dengan menghadirkan tiga pembicara internasonal yaitu Prof. Lakshman Samaranayake dari Faculty of Dentistry University of Hong Kong, Prof. Damien Walmsley dari Faculty of Dentistry University of Birmingham dan Assoc Prof. Tuti Ningseh Mohd Dom dari Faculty of Dentistry Universiti Kebangsaan Malaysia.
Dalam paparannya para pembicara mengungkap bagaimana Covid-19 ini mengubah secara global paradigma melakukan pendidikan dan penelitian bidang kedokteran gigi seperti menempatkan personil gigi dalam risiko. Karena mereka bekerja di dekat pasien yang menggunakan prosedur menghasilkan tetesan dan aerosol.
Meskipun prinsip kewaspadaan universal secara luas dianjurkan dan diikuti di seluruh komunitas gigi. Tindakan pencegahan tambahan diperlukan untuk membantu mengendalikan penyebaran penyakit yang sangat menular ini.
“Agenda webinar internasional ini mendapatkan perhatian besar, terbukti diikuti oleh 295 peserta yang terdiri dari dokter gigi praktisi, peneliti dan pengelola Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia,” tandas Iwan Dewanto. (ariefh/riz)