Oleh: Wardi, MA, Majelis Pustaka dan Informasi PCM Semin Gunungkidul Yogyakarta
Konon, ada seorang lelaki dari kalangan Bani Israil, dikenal dengan nama panggilan Bal’am ibnu Ba’ura, seorang telaki dari kalangan penduduk Al-Balqa yang mengetahui tentang Ismul Akbar, dan tinggal di Baitul Maqdis. Bal’am dianugerahi pengetahuan tentang isi Al-Kitab, tetapi ia meninggalkannya. Dalam catatan Ibnu Abu Hatim disebut bahwa Bal’am merupakan seorang yang mendapat anugerah tiga doa mustajab, dan ia mempunyai seorang istri dan satu anak laki-laki.
Pada suatu hari istri Bal’am meminta satu dari tiga do’a mustajab itu. Dia meminta agar Dia dijadikan wanita tercantik di kalangan Bani Israil. Maka lelaki itu berdoa kepada Allah, lalu Allah menjadikan istrinya seorang wanita yang tercantik di kalangan kaum Bani Israil. Do’a itu pun diberikan dan terkabul.
Setelah si istri mengetahui bahwa dirinyalah yang paling cantik di kalangan mereka tanpa tandingan, maka ia membenci suaminya dan menghendaki hal yang lain. Akhirnya si lelaki berdoa kepada Allah agar menjadikan istrinya seekor anjing betina, akhirnya jadilah istrinya seekor anjing betina. Dua doanya telah hilang.
Kemudian datanglah anak-anaknya, lalu mereka mengatakan, “Kami tidak dapat hidup tenang lagi, karena ibu kami telah menjadi anjing betina sehingga menjadi cercaan orang-orang. Maka doakanlah kepada Allah semoga Dia mengembalikan ibu kami seperti sediakala.” Lelaki itupun berdoa kepada Allah, lalu kembalilah ujud istrinya seperti keadaan semula.
Dengan demikian, ketiga doa yang mustajab itu telah lenyap darinya, kemudian wanita itu diberi nama Al Basus. Atsar ini gharib.
Kisah ini menggambarkan bahwa Bal’am ibnu Ba’ura telah salah menggunakan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadanya, nikmat itu ialah Ismul A’zam yang diajarkan Allah kepadanya. Ismul A’zam adalah suatu doa yang apabila dipanjatkan untuk memohon sesuatu, niscaya dikabulkan dengan seketika. Namun, anugerah itu digunakan tidak pada tempatnya.