SUKABUMI, Suara Muhammadiyah – Guna menjawab permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di masa pandemi, khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah, pada Senin (13/7) program studi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) menyelenggarakan kegiatan seminar nasional dengan tema “Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Masa Pandemi Covid-19”.
Pandemi covid-19 memberikan dampak perubahan yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan khususnya bidang pendidikan. Selama pandemi, kegiatan pembelajaran konvensional yang dilaksanakan dengan bertatap muka ditiadakan demi mencegah penularan covid-19.
Pembelajaran jarak jauh secara daring atau yang akrab disebut pembelajaran online, menjadi satu-satunya pilihan agar kegiatan belajar mengajar tetap terlaksana. Meskipun, dalam implementasi di lapangan masih banyak ditemukan berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi.
Acara dibuka secara resmi oleh Sistiana Windyariani, M.Pd. selaku dekan FKIP UMMI. Dalam sambutannya, Sistiana Windyariani menyampaikan apresiasi terhadap prodi pendidikan jasmani yang telah merespons apa yang menjadi permasalahan para guru penjas di sekolah terkait pelaksanaan pembelajaran penjas di sekolah melalui kegiatan seminar ini.
“Harapannya, melalui forum ilmiah ini nantinya para guru sebagai praktisi pendidikan jasmani bisa memperoleh gambaran untuk dapat melaksanakan pembelajaran penjas yang bermakna meskipun dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh” ujarnya.
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) atau yang dikenal dengan “Penjas” merupakan mata pelajaran yang wajib dalam kurikulum. Penjas memiliki dua definisi yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Berdasarkan definisi tersebut, mata pelajaran penjas memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Penjas lebih menekankan praktek aktivitas jasmani sebagai pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan yaitu ranah kognitf, afektif, dan psikomotorik.
Pemateri pertama, Dr. Syahrudin, M.Kes yang merupakan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar menyampaikan materi tentang “Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Era New Normal”. Dalam paparannya, dosen yang juga merupakan asesor guru ini menyampaikan protokol kesehatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pada masa pandemi covid-19.
Selanjutnya, pemateri kedua R. Johan Maulana, S.Pd. seorang guru penjas SMK Negeri 1 Kota Sukabumi menyampaikan materi “Pelajaran Pendidikan Jasmani tetap Efektif melalui Pembelajaran Daring saat Pandemi Covid-19”. Dalam paparannya, praktisi penjas ini memberikan panduan bagi guru penjas guna menjawab tantangan yang dihadapi saat pandemi yaitu bagaimana merancang merancang pembelajaran praktek tanpa tatap muka.
Secara ringkas, berikut panduan bagi guru penjas dalam melaksanakan pembelajaran secara daring di masa pandemi covid-19: (1) Menentukan materi sesuai kurikulum; (2) Menentukan aplikasi dan model pembelajaran; (3) Merancang RPP daring; (4) Menyiapkan penugasan dengan aplikasi yang telah ditentukan dan membagikannya kepada peserta didik; (5) Mengevaluasi tugas; dan (6) Membuat laporan hasil belajar peserta didik.
Kegiatan seminar yang diselenggarakan secara daring via Zoom dan Youtube tersebut sukses diikuti oleh ratusan peserta. Ketua pelaksana Harmi Saputri, M.Pd., AIFO menyampaikan bahwa tercatat sebanyak 577 peserta mengikuti kegiatan seminar ini. “Sebaran peserta berasal dari Sabang sampai Merauke, bahkan ada yang dari negara tetangga Malaysia, dan mayoritas peserta berprofesi sebagai guru, dosen, dan mahasiswa,” ujarnya. (gsh/diko)