Hadits: Orang-orang yang Dimusuhi Allah pada Hari Kiamat (1)

Hadits: Orang-orang yang Dimusuhi Allah pada Hari Kiamat (1)

Oleh: Ruslan Fariadi

حَدَّثَنِي بِشْرُ بْنُ مَرْحُومٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ. (رواه البخاري)

“Telah menceritakan kepadaku Bisyir bin Marhum telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim dari Isma’il bin Umayyah dari Sa’id bin Abi Sa’id dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW. bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas nama-Ku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka, lalu memakan hasil penjualannya (harganya) dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya, namun tidak memberi upahnya” (HR Al-Bukhari).

Hadits  ini diriwayatkan oleh  Imam al-Bukhari dalam kitab al-Jami’ as-Shahih-nya pada bab “Itsmun  Man  Ba’a  Hurran” (dosa bagi orang yang menjual orang yang merdeka) nomor 2075, dengan  derajat  yang  shahih. Matan  Hadits  yang  sama  juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam bab “Itsmun Man Mana’a Ajra al-Ajira” (Dosa bagi orang yang menahan upah pekerja/buruh) nomor 2109.

Selain Imam al-Bukhari, matan Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dengan  redaksi  yang  agak sedikit berbeda, sebagaimana tercantum dalam kitab  Sunan-nya,  bab “Ajru al-Ajra’ (Upah bagi pekerja) nomor 2433 dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad-nya, bab Musnad Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu nomor 8338, sebagai berikut:

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَلِيمٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كُنْتُ خَصْمَهُ خَصَمْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُوفِّهِ أَجْرَهُ. (رواه ابن ماجة و أحمد)

“Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa’id berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulim dari Isma’il bin Umayyah dari Sa’id bin Abu Sa’id al-Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah saw bersabda: “Tiga  orang yang akan menjadi musuhku pada hari kiamat, dan barangsiapa aku sebagai lawannya, maka aku akan memusuhinya pada hari kiamat; seseorang yang memberi dengan namaku tetapi dia berkhianat, seseorang yang menjual orang merdeka kemudian dia memakan hasil penjualan, dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya, namun tidak membayar upahnya” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

Isi Kandungan Hadits

Hadits ini berbicara tentang kelompok atau orang-orang yang dibenci dan dimusuhi oleh Allah  SWT  pada hari kiamat kelak, yaitu: kelompok  pertamaOrang  yang  bersumpah  atas (nama) Allah, lalu mengingkari   sumpahnya.

Jujur  dalam  berkata  dan  berbuat  adalah  salah satu persoalan yang sangat diperintahkan  dalam ajaran Islam. Sebaliknya,  berdusta  merupakan  perbuataan  tercela  yang dilarang oleh agama  dan  dikategorikan  sebagai dosa besar serta dimusuhi oleh Allah SWT.

Bahkan lebih tegas lagi,  Ibnul  Qayyim  al-Jauzi  rahimahullah  mengutip  pendapat  sebagian ulama, bahwa berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya  adalah  salah  satu  bentuk  kekufuran yang menyebabkan pelakunya  keluar  dari  agama  Islam (kharijun ‘an  millah).

Tidak diragukan lagi,  berdusta  atas  nama  Allah  dan Rasul-Nya  adalah   salah  satu  dosa  besar , bahkan  dalam tingkatan tertentu dapat  menyebabkan  kepada kekufuran. (Imam adz-Dzahabi, Al-Kaba’ir).

Berdusta  dengan bersumpah atas nama Allah seperti; Wallahi, Billahi, Tallahi (Demi Allah), sering juga disebut dengan sumpah palsu (Qaul az-Zur) yang menyebabkan pelakunya berdosa besar dan mendapatkan  hukuman  kaffarat.  Hal  ini juga dijelaskan dalam Hadiys lain yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ. (رواه البخاري و مسلم)

“Dari ‘Abdurrahman bin Abi Bakrah dari bapaknya ra. berkata; Nabi SAW. bersabda: “Maukah kalian  aku  beritahukan akan  dosa  yang  paling besar?” Beliau  menyatakannya  tiga  kali. Mereka menjawab: “Mau, wahai Rasulullah”. Lalu Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua”. Lalu Beliau duduk dari sebelumnya, berbaring kemudian melanjutkan sabdanya: “Ketahuilah, juga perkataan (janji) palsu”. Dia berkata: “Beliau terus saja mengatakannya berulang-ulang hingga kami mengatakannya ‘ Duhai (kapan) sekiranya Beliau diam”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Selain  sumpah  palsu atas nama Allah  SwT, terdapat juga beberapa jenis perbuatan yang termasuk  kategori  berdusta  atas  nama  Allah  SwT,  seperti;  Mengaku menerima wahyu dari Allah SwT. (QS. Yunus: 18);  mengaku  dan meyakini bahwa Allah memiliki anak (QS. Yunus: 68);  membuat  syariat  lalu  dinisbatkan  pada Allah SwT. (QS. Al-A’raf: 28);  menghalalkan apa yang  diharamkan  oleh  Allah  dan  mengharamkan  apa  yang  dihalalkan-Nya.

Balasan Bagi Orang yang Berdusta Atas Nama Allah

Karena  berdusta  atas  nama  Allah  termasuk  salah  satu  dosa besar, maka tentu orang yang  melakukannya  akan  mendapatkan  balasan  dari  Allah  SWT,  baik  di dunia  maupun di akhirat  kelak.  Di antara  balasan  yang  akan didapatkan oleh pelakunya antara lain:  pertama,  akan dilaknat  dan  dimusuhi  oleh  Allah SwT,  sebagaimana  dijelaskan  dalam  matan Hadits di atas;  kedua,  orang  yang  berdusta  atas  nama  Allah  digolongkan sebagai orang-orang yang zalim, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-An’am ayat 21 sebagai berikut:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِه إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ.

“Dan siapakah yang lebih zalim/aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim/aniaya itu tidak akan mendapat keberuntungan.”

Ruslan Fariadi, Dosen  Pendidikan  Ulama’ Tarjih  Muhammadiyah  Yogyakarta dan  mengabdi di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta

Sumber: Majalah SM No 16 Tahun 2017

Exit mobile version