LANGKAT, Suara Muhammadiyah – Kerinduan para santri untuk segera masuk ke pondok semakin tidak tertahankan. Kerinduan untuk bersama kawan di asrama, menghafal Al-Quran bersama, salat berjamaah serta berbagai aktifitas lainnya yang biasa dilakukan ratusan santri tsanawiyah dan Aliyah Ponpes Muhammadiyah Kwala Madu Langkat selama ini.
Kerinduan itu disampaikan oleh Ikramur Ramadan, siswa kelas 12 Aliyah dan Rifqi Arrafif siswa tsanawiyah. Ikramur menyampaikan rasa rindunya dari kediamannya di Belawan sedang Rifqi menyampaikan hal yang sama dari Kisaran Asahan.
Sapa wali santri dan santri dipandu oleh Kepala Bagian Pondok Ustadz Ramdani Lc melalui videoconference kepada santri Tsanawiyah Kelas 8 dan 9 sera santri Aliyah 11 dan 12. Sedangkan sapa santri baru kelas 7 tsanawiyah dan kelas 10 aliyah sudah berlangsung pekan lalu. Sapa santri berlangsung dalam dua bahasa.
Sapa santri yang berlangsung selama tiga jam itu dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren, mulai dari Direktur Pondok Prof. Dr. Ibrahim Gultom, Kepala Tsanawiyah Waliadi Tarigan dan Kepala Aliah Pujiono. Sedangkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara hadir Drs . Irwan Syahputra MA, Drs. Abdul Mutholib MM dan Rektor UMSU Dr. Agussani MAP yang ikut videoconference dari Kampus UMSU di Jalan Mukhtar Basri Medan.
Direktur Ponpes Muhammadiyah Kwala Madu Prof. Ibrahim Gultom kembali menyampaikan kondisi Covid yang terus menyebar dalam jumlah yang terus bertambah. Namun demikian, kata Ibrahim Gultom pihaknya akan terus melakukan evaluasi apakah santri bisa masuk pondok atau tidak. Untuk itu, pondok akan melakukan persiapan aturan protokol kesehatan seandainya santri dapat masuk ke pondok.
Hal yang sama disampaikan Ustad Irwan Syahputra yang menyebut PW Muhammadiyah akan terus melakukan evaluasi secermat mungkin apakah santri bisa masuk ke pondok atau belum.
Dari Kampus UMSU Dr. Agussani terus memberi motivasi agar semua wali santri untuk bersabar dan terus mengawal pelaksanaan belajar dengan cara daring. Agussani juga menjelaskan berbagai persiapan kelengkapan sarana di pondok seandainya santri dibenarkan untuk melakukan belajar tatap muka.
Pro dan Kontra Santri Masuk Pondok
Masuk pondok atau tidaknya santri ke pondok sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra antara wali santri. Pada satu sisi ada kerinduan santri untuk segera masuk ke pondok tapi pada sisi lain ada keraguan bagi walisantri untuk melepas anaknya ke pondok.
Hal itu disampaikan oleh Alamsyah Putra yang menyebut penyebaran Covid masih mengkuatirkan sehingga tidak ada jaminan Covid tidak ‘menyerng’ mereka di Pondok. Untuk itu Alamsyah minta agar belajar tatap muka atau belajar daring dipertimbangan secara matang.
Namun demikian, seorang wali santri Izhar Fuadi Lubis mengatakan, ia akan merasa lebih nyaman kalau putranya segera masuk pondok karena baginya di pondok mereka seakan melakukan isolasi mandiri. ” Kami orangtua siap mengikuti aturan yang ditetapkan,” sebut Izhar.
Belajar tatap muka tau belajar daring akan terus menjadi bahan evaluasi pimpinan pondok bersama PW Muhammadiyah Sumut selaku penanggungjawab Pondok Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu.(syaifulh/riz)