GUNUNG KIDUL, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melaksanakan pengabdian masyarakat dalam rangka menjalankan catur darma perguruan tinggi Muhammadiyah. Dalam hal ini UMY mengadakan kegiatan pengabdian yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
Dalam pelaksanaan ya kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh mahasiswa dan dosen pengajar UMY. Diantaranya Dosen Program studi Agroteknologi Dr. Siti Nur Aisyah dan dosen program studi Politik Islam Dr. Siti Fatimah yang menginisiasi program pengabdiannya di salah satu Daerah di Mendak, Gunung Kidul.
Kegiatan diusung atas inisiasi yang diimplementasikan dari potensi desa setempat yaitu bahan pokok dari komoditas singkong. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kualitas produk pasca panen singkong yang menjadi tepung singkong. Dimodifikasi atau yang sering disebut sebagai mocaf merupakan produk olahan singkong yang memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi.
Komoditas andalan yang banyak dibudidayakan di masyarakat setempat. Dr. Siti Nur Aisyah selaku ketua program pengabdian menjelaskan dalam pendampingan nya bahwa potensi dari Dusun mendak dalam mengoptimalkan komoditas singkong merupakan sentra produksi terbesar di Yogyakarta .
“Ide untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini bermula dari concern saya terhadap kualitas produk olahan singkong lokal yang masih relatif bernilai ekonomi rendah. Bahkan Kabupaten Gunungkidul sendiri sebagai salah satu sentra produksi singkong terbesar di Yogyakarta, sayangnya belum banyak petani singkong di sana yang mampu mengolah singkong menjadi produk olahan yang nilai jualnya tinggi,” Ujar Siti.
Lebih lanjut, Siti memaparkan harapan secara umum dengan adanya pemberdayaan ini dengan kerjasama dengan ibu- ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat. “Kami berharap bahwa dampak dari kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Mendak secara umum dari hasil budidaya singkong melalui pengolahan singkong menjadi mocaf. Tidak hanya itu, semoga ke depannya kita akan dapat menemukan produk mocaf yang dihasilkan oleh PKK Dawis Melati atau masyarakat Padukuhan Mendak di pasaran sehingga dapat menambah kekayaan produk lokal yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas,” ungkap Siti.
Pengabdian ini dilakukan dalam dua hari dalam dua pekan yaitu 19 dan 26 Juli 2020. Melalui sosialiasi ini Dr Siti Aisyah mengundang Suti Rahayu sebagai pemateri yang sudah berkecimpung dalam pengelolaan mokaf dan merintis Usaha Kecil Menengah atau UKM Putri 21 untuk melakukan pendampingan melalui kelompok ibu-ibu PKK Dawis Melati Mendak.
Suti Rahayu selaku pemateri menuturkan dengan adanya produk yang dihasilkan masyarakat bisa lebih produktif membuat produk olahan sendiri.
“Mocaf sudah mulai banyak digunakan sebagai substitusi tepung terigu dalam berbagai olahan makanan, seperti kue, mie, kudapan . Pengolahan pasca panen singkong menjadi mocaf dinilai mampu memaksimalkan potensi singkong dan bisa memasarkan hasil tersebut Saya berharap mereka bisa berwirausaha melihat potensi yang ada dan menjual produknya sendiri,” ujar Suti.
Hal ini disambut dengan hangat oleh warga melalui Irwanto selaku kepala Dukuh Mendak, Gunung Kidul dalam melakukan pengabdian dengan melakukan sosialisasi, pendampingan dalam pembuatan tepung mocaf hingga pengemasan produk.
“Alhamdulillah kami sangat merasa terbantu dengan adanya pengabdian ini mulai dari hari pertama kemarin sudah ada sosialisasi, pendampingan langsung oleh pemateri dari UKM Putri 21 dan hari ini proses pengemasan dan uji coba hasil dari tepung mocaf yang telah dibuat oleh ibu-ibu PKK Dusun sini, Terima kasih UMY dan Bu Siti telah memfasiitasi,” tukas Irwanto. (Azfar)