Belum lama ini dunia diramaikan dengan berubahnya fungsi Hagia Sophia yang semula museum menjadi masjid. Berbagai opini mulai muncul menanggapi hal ini. Entah itu datang dari dunia islam maupun tidak. Hagia Sophia adalah sebuah komplek bangunan yang sangat bersejarah. Bukan hanya bagi umat Islam, tapi juga bagi agama lain.
Memang pada awalnya bangunan ini merupakan sebuah tempat ibadah bagi umat kristeni. Dibangun dengan arsitektur yang canggih dan indah. Sampai dikatakan tidak ada yang menandinginya di zamannya, bahkan di abad-abad selanjutnya. Kemudian datanglah kekaisaran Turki Utsmani dan memenangkan daerah ini.
Sejatinya Turki Utsmani tidak pernah memaksa rakyatnya untuk memeluk agama tertentu. Terlebih lagi merebut atau menghancurkan simbol-simbol agama selain Islam. Islam berbeda dengan yang lainya. Islam mempunyai aturan dan mengutamakan maslahat bersama.
Sudah menjadi tradisi dan peraturan pada saat itu. Bahwa daerah yang sudah dikuasai maka apapun yang berada didalamnya menjadi milik yang menguasai. Langsung saja penguasa saat itu Sultan Muhammad Al Fatih menjadikan bangunan Hagia Sophia tempat ibadah umat muslim dan statusnya di wakafkan kepada umat muslim. Baru kemudian bangunan itu beralih fungsi menjadi masjid. Jadi jika ada opini apakah Hagia Sophia di rebut paksa? Atau di rampas? Maka ini adalah pertanyaan yang sangat tidak masuk akal.
Opini tersebut terbantahkan dengan adanya bukti-bukti pembelian yang masih tersimpan rapi. Mentri Luar Negeri Turki pun juga memberikan keterangan yang sama. Jadi, memang sudah seharusnya bangunan ini kembali menjadi masjid sesuai dengan status nya sebagai wakaf untuk umat.
Pro dan kontra mulai bermunculan setelah hal ini mencuat ke permukaan. Namun, sekiranya kita pun juga harus menengok dan melihat bagaimana nasib masjid-masjid di dunia luar sana. Apakah ada yang bernasib sama? Atau justru sebaliknya. Beberapa akun media membahas mengenai masjid lainnya di dunia setelah peristiwa ini mencuat.
Jika melihat dari sejarahnya sepertinya kita lupa dengan salah satu masjid yang sangat agung pada zamanya dan sangat bersejarah. Ya, itulah masjid Cordova. Masjid yang terletak di salah satu provinsi di Spanyol ini merupakan bukti bahwa Islam sangat berjaya di sana. Namun dinasti yang kala itu menguasai yaitu Dinasti Umayyah berhasil dikalahkan oleh orang-orang Kristen mereka menghancurkan semuanya. Masjid Cordova berubah fungsi menjadi Katedral. Dan tentu, pembantaian terhadap muslim terjadi pada waktu itu.
Bagaimana dengan Masjid di dunia?
Opini-opini yang bermunculan mengenai Hagia Sophia harusnya juga bisa diberikan kepada kasus Masjid Cordova ini. Terlihat bagaimana masing-masing penguasa memberlakukan kebijakan nya mengenai sebuah tempat ibadah. Namun, yang perlu kita garis bawahi adalah cara mereka melakukan itu. Turki Utsmani melewati Muhammad Al Fatih mendapatkan Hagia Sophia dengan sangat memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan sangat menghargai umat agama lain. Tidak dengan paksaan dan kekerasan.
Berbeda dengan Masjid Cordova yang dikuasai dan direbut dengan bengis nan kejam oleh penguasa agama lain. Jika memang Hagia Sophia di persoalkan, bagaimana dengan masjid Cordova? Apakah tidak ada masalah? Juga sangat berhak bahwa Katedral Cordova kembali menjadi masjid. Karena direbut dan dikuasai dengan cara yang tidak resmi.
Kemudian bagaimana jika kita membahas Al Quds? Bagaimana perlakuan mereka terhadap Al-Quds? Sudah berapa lama mereka merusak dan menodai masjid ini? Apakah bisa dibenarkan? Apakah ini sesuatu yang disebut sama hak nya? Bahkan tidak sama sekali. Musuh-musuh Islam berusaha mengambil alih semua ini dengan cara mereka yang jauh dari kemanusiaan. Karena tujuan mereka jelas, menghancurkan Islam. Dan hal ini akan terus terjadi hingga mereka puas.
Hal yang berkebalikan sebenarnya telah terjadi. Fenomena yang selama ini kurang di perhatikan adalah banyaknya gereja-gereja di Eropa dan Amerika yang sepi dan menjadi kosong. Bahkan berubah menjadi masjid. Tentu ini sebuah fenomena yang mengherankan bagi kaum mereka. Berada di tempat mereka sendiri namun sepi.
Mulailah muncul banyak pertanyaan ada apa dan mengapa. Seperti salah satu gereja di Amerika yaitu Gereja Holy Triniti di kota Syracuse, New York. Gereja yang sangat terkenal dan bahkan besar ini sudah berdiri sejak tahun 1904. Gereja ini dibangun untuk menyambut imigran Jerman yang datang . Seiring berjalanya waktu, jamaah semakin sepi dan bahkan hanya sedikit saja yang datang.
Akhirnya pihak pengelola menjual bangunan Gereja ini kepada kaum Muslim. Resmi sudah Gereja ini berhenti beroprasi pada tahun 2010 silam. Satu abad sudah Gereja ini melayani jamaahnya. Oleh orang-orang muslim gereja ini diubah menjadi masjid yang bernama Masjid Isa bin Maryam.
Beberapa hal diatas sudah membuktikan bahwa Islam bukan sekedar beribadah dan tidak memikirkan hal lainnya. Ajaran ini begitu sangat kompleks dan sudah sangat sempurna. Semakin mereka beusaha menjatuhkan Islam, semakin besar kekuatan Islam yang terkumpul.
Fenomena hijrahnya orang-orang masuk ke Islam sudah terjadi di mana-mana. Mereka menyadari bahwa inilah tuntunan hidup yang sempurna sebagai Agama maupun Ideologi. Perjuangan ini tidak akan pernah berhenti sampai Allah memenangkan agamanya. (Asri Kurnia Syifana)