Melacak Jejak Tapak Suci

Melacak Jejak Tapak Suci

Milad Tapak Suci ke-57

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) memperingati milad ke-57 pada 31 Juli 2020. Tapak Suci merupakan Organisasi Otonom Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang seni bela diri. Sehingga sering disebut sebagai seni bela diri khas milik Muhammadiyah.

Meskipun baru berdiri tahun 1963, sejarah keilmuan Tapak Suci telah ada jauh sebelum itu. Menurut Ketua Umum Pimpinan Tapak Suci, Afnan Hadikusumo, sejarah keilmuan Tapak Suci adalah dari seorang Kyai bernama KH. Busyro Syuhada pengasuh Pondok Pesantren Binorong di daerah Banjarnegara yang berkembang dengan pesat, dan di antara murid-muridnya adalah Achyat, M. Yasin, dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.

Kemudian pada tahun 1921 dalam acara konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro untuk pertama kalinya bertemu dengan dua kakak beradikyaitu, A.Dimyati dan M.Wahib. Pertemuan ini berawal dari adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat yang kelak berganti nama menjadi H. Burhan. Kedua kakak beradik ini akhirnya berguru kepada KH. Busyro sekaligus juga nyantri di pesantrennya.

Busyro Syuhada akhirnya memutuskan untuk pindah dan menetap di Yogyakarta setelah beberapa lama mengasuh di pondok pesantren yang didirikannya. Sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang semula dikembangkan di Pondok Pesantren Binorong kemudian juga dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu dan izin dari pendekar Besar KH. Busyro, kemudian A. Dimyati dan M.Wahib membuka perguruan dan menerima murid.

Pada tahun 1925 Perguruan Pencak Silat di Kauman akhirnya dibuka dan terkenal dengan nama Cikauman. Perguruan ini dipimpin langsung oleh dua Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar A. Dimyati.

Singkat cerita tersebutlah M. Syamsuddin, seorang murid Cikauman yang berhasil dinyatakan lulus, dan diizinkan untuk menerima murid, sehingga ia mendirikan Perguruan Seranoman. Letak Perguruan Seranoman berada di kauman sebelah utara, Setelah beberapa lama berjalan akhirnya lahir seorang Pendekar Muda M. Zahid yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad. Sebagai seorang murid dari generasi keenam yang sudah dinyatakan lulus dalam menjalani berbagai gemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M.

Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati Kemudian mendirikan sebuah Perguruan bernama Kasegu. Kasegu sendiri merupakan senjata khas yang bertuliskan Muhammad, yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.

Setelah adanya desakan dari murid-murid Perguruan Kasegu terhadap Pendekar Moh. Barrie Irsyad agar mendirikan sebuah perguruan yang menggabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan Kesegu). Akhirnya beliau mendirikan Perguruan Tapak Suci, yang mulai dibentuk pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta, dan yang jadi Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah Djarnawi Hadikusumo.

Sebagai bagian dari seni bela diri Pencak Silat yang telah mengukir berbagai prestasi tinggal dunia, Tapak Suci memegang teguh semboyan “Dengan Iman dan Akhlak Aku Menjadi Kuat, Tanpa Iman dan Akhlak Menjadi Lemah.

Tapak Suci memang telah mendunia, kini sudah berkembang di banyak negara seperti di Singapura, Taiwan, Brunei Darussalam, Taiwan, Pakistan, Mesir, dan Aljazair. Kemudian di Eropa Tapak Suci telah menjejak di Perancis, Jerman, Austria, maupun Belanda dimana banyak yang belum beragama Islam.

Selain itu, Tapak Suci ikut berjuang agar pencak silat ditetapkan menjadi warisan dunia. Yang akhirnya dikabulkan oleh UNESCO di Kolombia pada akhir tahun lalu. Untuk prestasi atletnya, yang terbaru adalah kader Tapak Suci mampu menyabet Medali Emas Asian Games yaitu Iqbal Candra Pratama. (diko/riz)

Exit mobile version