YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kesehatan adalah salah satu indikator pembangunan manusia, selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan perlu dipelihara, ditingkatkan dan diperjuangkan oleh semua orang dan menjadi tanggungjawab kita bersama. Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya warga suatu pesantren atau panti adalah dengan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat di suatu panti merupakan upaya fasilitasi, agar warga panti mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat.
Upaya fasilitasi ini ddiharapkan dapt mengembangkan kemampuan warga panti untuk menjadi pelaku dan pemimpin yang berdasarkan asas kemandiriaan dan kebersamaan. Hal ini sejalan dengan gerakan dakwah di Muhammadiyah yaitu gerakan dakwah berjamaah.
Wujud pemberdayaan masyarakat ini berupa penyusunan bersama sistem pengelolaan kesehatan di panti dengan membentuk Pos Kesehatan Panti oleh tim pengabdian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dipimpin oleh dr. Siti Aminah TSE, M.Kes, SpKK.
Kegiatan yang dilakukan dalam PKP mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan), tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) maupun rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Dilandasi semangat gotong royong atau berjamaah dengan pembinaan oleh Majlis Kesehatan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mergangsan.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi dan musyawarah dengan pengurus dan pengasuh panti sejak bulan Maret 2020, dan kegiatan peningkatan pengetahuan dan deteksi tentang penyakit kulit menular yang paling sering terjadi di panti atau pesantren, yaitu skabies dan penyakit menular lainnya, yang dilaksanakan pada hari Selasa 28 Juli 2020. Keesokan harinya dilanjutkan dengan paparan tentang penyakit menular beserta perilaku hidup bersih dan sehat di panti ke anak husada dan anak asuh yang lain.
Jumlah anak asuh di PAY Lowanu saat ini sebesar 70 orang terdiri atas anak usia 9 sampai dengan 18 tahun. Anak-anak ini menghuni 7 kamar dengan kepadatan 6-10 orang per kamar. Setiap 8-10 anak akan didampingi oleh seorang pengasuh yang tidur di panti juga.
Dengan kehidupan berkelompok satu kamar berisi 8-10 anak, dapat menimbulkan hal negatif, khususnya dalam bidang Kesehatan, seperti penularan penyakit infeksi, seperti skabies, cacar air, flu karena virus atau penyakit infeksi lain. Pada kesempatan tersebut diberikan hibah alat tensimeter dan obat untuk skabies.
Pembentukan PKP ini melibatkan anak asuh sebagai kader Kesehatan yang akan memperhatikan apakah ada teman sekamar yang mengalami keluhan sakit menular. Apabila ada anak yang mempunyai tanda dan gejala sakit menular, anak akan diminta tinggal di kamar tersendiri sampai sembuh dan sehat kembali, sehingga anak yang lain tidak akan tertular penyakit tersebut. Dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat mencegah penularan penyakit menular di panti atau pesantren. (Riz)