YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi Komunikasi UNISA Yogyakarta menggelar Dibkom (Diskusi Bersama Komunikasi UNISA) seri keempat dengan mengangkat tema Sinau Manajemen Humas Rumah Sakit & Pemerintah Daerah. Dibkom seri keempat digelar secara daring, Kamis (06/08).
Hadir sebagai narasumber Drs. Rudiyatno, M.M selaku Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kulonprogo dan Eka Budy Santoso, S.Sos., M.Pd., Mediator., CPR selaku Ketua Perhimpunan Humas Rumah Sakit Swasta (Perhumass) DIY & Jateng Bagian Selatan. Acara ini dimoderatori oleh Wuri Rahmawati, M.Sc Dosen Prodi Komunikasi UNISA Yogyakarta.
Topik yang disampaikan oleh Rudiyatno yaitu Urgensi peran humas bagi Pemkab Kulonprogo. Tugas pokok Humas Pemkab Kulon Progo yaitu menyelenggarakan kehumasan, pengembangan kemitraan media dan menyelenggarakan peliputan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati No. 52 Tahun 2019.
“Humas memiliki peran yang penting dan strategis. Penting karena humas dapat mempengaruhi posisi dan organisasi, strategis karena berpengaruh besar pada konteks pemahaman masyarakat atas peliputan atau pemberitaan yang disampaikan,” ujar Rudiyatno.
Menurut Rudiyatno, selain sebagai bridge atau jembatan pemerintah dengan masyarakat, humas juga bertugas untuk menjaga opini publik yang baik, menciptakan iklim yang kondusif dan juga membangun kepercayaan publik. “Humas idealnya menguasai multimedia, sehingga hasil dokumentasi, rilis berita dan acara dapat disajikan lebih menarik dan tidak tergantung pada pihak lain, pangkasnya.
Selanjutnya menurut Eka, saat ini dunia sedang dilanda oleh Great-shifting atau perubahan secara signifikan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan baru bagi Humas Rumah Sakit khususnya untuk tetap produktif dan inovatif.
“Dalam menghadapi Great-shifting ini kita harus memfungsikan kapasitas, mentalitas, stabilitas, prioritas, dan pengoptimalan fasilitas agar tetap mampu untuk produktif,” ujar Eka. Masa krisis ini kita harus inovatif dan adaptif. Rumah sakit harus mengembangkan strategi Public Relation yang dapat memperkuat reputasi Rumah Sakit dan saat ini telah terjadi pergeseran dalam layanan kepada pasien, yang sebelumnya luring sekarang didominasi dengan layanan daring.
Menurut Eka, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wates saat ini telah mengoptimalisasikan website, memanfaatkan media daring, dan mengandalkan pada endorsement atau testimoni. Hal ini tentunya bisa menjadi pembelajaran yang baik bagi tenaga-tenaga kehumasan agar segera menentukan strategi yang tepat, supaya komunikasi yang terbangun antara instansi dan masyarakat dapat terjalin secara baik.
Terkait menyikapi informasi hoax yang ada di masyarakat Rudi dan Eka sepakat bahwa saat menerima informasi kita harus bersikap kritis artinya tidak langsung mempercayai, tidak langsung merespon tetapi harus dianalisa berdasar data, dihadapi dengan ketenangan sehingga counter wacana atas hoax yang dilakukan humas akan berdampak positif terhadap persepsi masyarakat.
Di akhir sesi acara ini ada kesepakatan adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara Prodi Komunikasi UNISA Yogyakarta dengan Rumah Sakit Muhammadiyah Unit Wates serta Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo. (riz)