Milad Nasyiatul ‘Aisyiyah ke-92: Perempuan Bergerak Menguatkan Bangsa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Konteks perempuan bergerak ialah perempuan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa,” sambut Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini dalam acara resepsi milad Nasyiatul Aisyiyah ke-92 yang dilaksanakan secara virtual, Ahad (09/08).

Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan keperempuanan. Pada hari ini, tepat NA menginjak usia ke-92 tahun pada 28 Dzulhijjah 1349-1441 Hijriah dan 89 tahun pada 16 Mei 1931-16 Mei 2020.

Peringatan milad pada tahun ini, NA mengangkat sebuah tema yang sangat relevan menggambarkan atas kondisi permasalahan dan musibah bangsa yang tengah terjadi yakni “Perempuan Bergerak Menguatkan Bangsa”.

Momentum milad Nasyiatul Aisyiyah kali ini sangat terasa berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab seluruh warga dan masyarakat harus bertahan menghadapi dan melawan serangan covid-19 namun tetap melaksanakan momentum ini yang digantikan secara virtual.

Yunda Diyah Puspitarini juga mengucapkan rasa terimakasih dan telah menjadi sebuah kehormatan bagi NA. Karena telah dihadiri oleh kader-kader NA yang berasal dari seluruh pelosok penjuru negeri.

“Ada beberapa konteks yang ditekankan pada milad NA ke-92 ini. Hal ini juga didasarkan pada masa pandemi covid-19 ini, sehingga sebagai manusia kita harus saling menghormati, tolong menolong serta saing bersimpati dan berempati kepada sesamanya,” tutur Yunda Diyah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Norjannah juga menyampaikan agar tetap semangat dalam mengawal gerakan perempuan. Ia mengulas balik kisah awal para tokoh NA yang terus semangat mengembangkan pemikiran-pemikiran perubahan dan terus membawa kemajuan sehingga sebagai anak muda dan kaum hawa juga bisa menjadi motor perubahan ditengah masyarakat.

Dengan Islam berkemajuan dan spirit dakwah melintas tanpa batas dengan berdasarkan fondasi spirit Islam. Spirit dakwah melintas tanpa batas  merupakan spirit yang tidak eksklusif. Islam menjadi rahmatan lil ‘alaamiin itu membuat cakrawala yang luar biasa menjadi salah satu kualitas agar kita bisa berdialog, berteman, berbagi kepada siapapun.

Yunda Diyah juga menambahkan bahwa konteks perempuan bergerak ialah perempuan tidak hanya berdiri sendiri sebagai entitas individu tetapi perempuan bergerak. Karena perempuan mampu memberikan kontribusi ditengah masyarakat serta perempuan bergerak dapat memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa.

Kita tidak akan bisa melihat kehidupan yang berkembang ini jika tidak mempelajari kiprah dan perjuangan dari para tokoh peletak dasar NA ini. Jayalah Nasyiatul Aisyiyah. Tetaplah untuk terdidik setiap hari dan terus semangat menggap jiwa yang kuat serta menanamkan kemanfaat kemuliaan Islam yang akan selalu dibawa kemanapun. (rahel)

Exit mobile version