YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sejak awal Covid-19 masuk ke Indonesia, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia sudah mencanangkan partisipasinya dalam penanganan Covid-19. Awal mulanya dari pembentukan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah yang diikuti dengan pembentukan struktur hingga MCCC pimpinan ranting dan penunjukkan rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk merawat pasien Covid-19.
Dalam perjalanannya, sampai kini alih-alih mereda Covid-19 justru masih mengalami pertambahan kasus harian yang cukup signifikan. Data selama Agustus ini saja, kasus harian orang terkonfirmasi positif Covid-19 selalu berada di atas angka 1500 kasus. Kondisi tersebut membuat Muhammadiyah yang sudah sejak awal ikut berkiprah menangani Covid-19, membuat keputusan-keputusan strategis untuk mengantisipasinya.
Gerakan Pakai Masker
Salah satunya adalah pencanganan gerakan memakai masker yang dilaksanakan secara daring, Rabu (12/8). Dalam pencanangan gerakan memakai masker ini Muhammadiyah bekerja sama dengan komunitas Gerakan Pakai Masker (GPM), yang selama ini melakukan kampanye pemakaian masker di tengah-tengah masyarakat.
Konferensi pers ini dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqqurrahman, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah Agus Samsudin, Sigit Pramono Ketua GPM dan Muhammad Edhie Purnawan Ketua Klaster Universitas dari GPM.
Agus Taufiqqurrahman dalam sambutannya menyampaikan bahwa PP Muhammadiyah menyambut baik kerja sama dengan GPM sebagai Gerakan Ta’awun untuk saling membantu dalam rangka pencegahan dan penyebaran Covid-19 serta berbagi dengan masyarakat yang terdampak. “PP Muhammadiyah melalui MCCC dan Universitas Muhammadiyah serta jaringannya berkomitmen untuk terus menggaungkan serta mengedukasi masyarakat untuk memakai masker,” katanya.
Dalam kesempatan itu Agus Taufiqqurrahman juga menyampaikan gerakan sosial ekonomi Muhammadiyah melalui pelatihan pembuatan masker untuk mencapai swasemba masker yang akan melibatkan komunitas perempuan dan keluarga. “Dengan adanya pelatihan pembuatan masker tentunya dapat membantu ekonomi keluarga yang terdampak pandemi sekaligus memenuhi kebutuhan masker dalam negeri,” ujarnya.
Menguatkan pernyataan Agus Taufiqqurrahman, Ketua MCCC PP Muhammadiyah Agus Samsudin menyatakan bahwa MCCC siap mendistribusikan 500.000 ribu masker sumbangan dari Temasek, Singapura. “Kami menerima sumbangan ventilator dan masker dari Singapura yang diserahkan secara simbolis pada tanggal 29 Juli 2020 lalu dan ini akan kami distribusikan kepada warga yang membutuhkan,” katanya.
Indonesia Belum Aman Covid-19
Sigit Pramono selaku ketua GPM menyampaikan bahwa Indonesia berada di peringkat 97 dari 100 negara di dunia dalam penanganan Covid-19. “Ini artinya Indonesia dinilai belum aman dari pandemi. Peringkat ini juga nanti bisa mempengaruhi pertimbangan para investor untuk berinvestasi dan berpengaruh pada kunjungan turis ke Indonesia,” katanya.
Sigit Pramono menyampaikan juga bahwa Muhammadiyah dan GPM akan bekerja sama untuk mengedukasi masyarakat untuk memakai masker dengan melakukan Penyuluhan untuk Penyuluh, juga membagikan 1 juta masker kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam rencana jangka panjang Sigit menambahkan Muhammadiyah dan GPM akan mengedukasi masyarakat untuk membuat pelatihan pembuatan masker sendiri.
“Dengan adanya pelatihan itu diharapkan masyarakat bisa bergerak dan melahirkan swasembada masker untuk memenuhi kebutuhan masker dalam negeri. Selain itu, GPM mengajak Universitas Muhammadiyah dan Civitas Akademiknya untuk bersama menggaungkan dan mengedukasi masyarakat untuk memakai dan membuat masker sendiri,” ujarnya.
Sementara itu Muhammad Edhie Purnawan – Campaign Director/ Ketua GPM Klaster Universitas menyampaikan bahwa masker adalah pelindung tidak hanya nyawa tapi juga pelindung ekonomi keluarga agar bisa melanjutkan kegiatan ekonomi dengan tetap bekerja dan produktif sekaligus tetap sehat.
Memakai masker merupakan merupakan langkah sederhana yang mampu melindungi nyawa. Setidaknya dengan memakai masker dapat mencegah penularan sebesar 75%. Selain itu kedisiplinan dalam menjaga jarak dan menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci. Serta selalu mencuci tangan ketika akan dan setelah beraktivitas. (Riz)