Dakwah Muhammadiyah sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar telah dan terus tersebar ke berbagai pelosok negeri. Hadirnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gerokgak, yang berada di Pulau Dewata, Bali, salah satu buktinya. Sudah lama. Bahkan Muhammadiyah di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak sendiri telah ada sejak tahun 1960- an. Namun situasi politik pada masa itu menyebabkan kepengurusan tersebut sempat vakum di tahun 1970-an hingga tahun 2000-an.
Tahun 2006 menjadi titik tolak kembalinya Muhammadiyah di Gerokgak. Berawal dari perbincangan kecil putra dan putri cucu pelopor Muhammadiyah terdahulu, ghirah untuk menghidupkan dakwah Muhammadiyah kembali terasa. Keinginan tersebut kian mengeras seiring makin seringnya Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Buleleng memberikan pendampingan langsung di sana.
Surat Keputusan (SK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Buleleng nomor: 04/KEP/III.O/B/2006 kemudian menjadi legalitas dan awal jalan baru dakwah Muhammadiyah Gerokgak. SK tersebut men jadi pertanda resminya PCM Gerokgak berdiri. Struktur kepengurusan pun dibentuk, dengan Ardyansyah sebagai ketua dan Hadori sebagai sekretarisnya. “Berat sekali rasanya waktu itu, tidak hanya dimusuhi, kita juga sering diteror bahkan mereka (masyarakat) sampai memboikot aktivitas ekonomi kami. Dakwah kami dianggap bersebrangan dengan kebiasaan lama yang sudah ada,” kata Ardyansyah saat diwawancarai baru-baru ini.
Berjalannya waktu, Ardyansyah menceritakan, masyarakat mulai dengan terpaksa menerima dakwah Muhammadiyah di sana, yang diawali dengan terpaksanya mereka membeli bibit ikan Bandeng milik warga Muhammadiyah. “PCM Gerokgak sudah lama memiliki amal usaha budidaya bibit Bandeng, bahkan satu-satunya yang ada di Gerokgak. Karenanya, mau tidak mau, masyarakat yang ingin berternak Bandeng harus membeli di tempat kami,” tuturnya.
Dari hasil budidaya bibit ikan Bandeng inilah, terang Ketua PCM Gerokgak, kegiatan dakwah Muhammadiyah bertambah gaungnya. “Kami adakan pengajian rutin, beri santunan anak yatim, santunan duka cita, santunan guru ngaji, pembagian zakat fitrah jelang Idul Fitri, dan pembagian daging hewan qurban saat Idul Adha. Semua kegiatan kami terasa lancar,” ucap Ardyansyah.
Kini, untuk lebih meningkatkan perannya bagi masyarakat, PCM Gerokgak tengah mengupayakan pendirian gedung dakwah sebagai pusat kegiatan mereka. Keinginan itu, jelas Syaihan Ketua Pembangunan Gedung Dakwah tersebut, sudah dimulai sejak tahun 2011 dengan membebaskan lahan seluas 300 m2 dan kemudian baru dapat dilanjutkan pada tahun 2013 dengan memulai pembangunan.
“Rencananya gedung dibangun menjadi 2 lantai. Lantai pertama digunakan sebagai tempat kegiatan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), posyandu, dan kantor sekretariat, sedang lantai dua sebagai tempat pertemuan dan untuk kegiatan persyarikatan,” paparnya. (gsh)
Sumber: Majalah SM No 14 Tahun 2017