JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tanwir yang diikuti oleh seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), dan 4 Orang Perwakilan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) seluruh Indonesia, yang dihadiri genap 34 Provinsi.
Jalannya persidangan yang dipimpin oleh Immawan Baikuni Alshafa mendapatkan tanggapan yang berisi narasi–narasi positif dari sebagian besar peserta musyawarah saat mengikuti jalannya persidangan Tanwir.
Baikuni Alshafa saat dikonfirmasi, juga memberikan gambaran kenapa muktamar diundur, selain gambaran dari putusan PP Muhammadiyah, kondisi pandemi, serta tidak memungkinkan nya dilaksanakan muktamar secara daring.
Alsha panggilan akrabnya, menambahkan, bahwa memimpin rapat persidangan Tanwir secara daring cukup memakan waktu yang sangat panjang, serta tidak semudah dalam memimpin sidang secara langsung.
Karena selain kendala jaringan juga kendala mengatur intrupsi dari peserta dalam mekanisme sidang juga mengalami kewalahan. Lantaran tidak bisa melihat secra detail dan jeli secara langsung dalam akun zoom tersebut, ” tutur Alsha.
Adapun hasil Tanwir IMM yang ke XXIX memutuskan beberapa hal, sebagai berikut:
Pertama, mengesahkan penundaan Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ke-19 di Sulawesi Tenggara.
Kedua, Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dilaksanakan pada bulan Agustus 2021.
Ketiga, apabila situasi pandemi telah aman, dalam tinajuan kesahatan, maka Muktamar IMM dapat dilaksanakan sebelum bulan Agustus 2021.
Keempat, segala konsekwensi atas penundaan Muktamar IMM yang berkaitan dengan regulasi organisasi, dan perpanjangan masa jabata ditetapkan secara sah.
Kelima, kaitan dengan penundaan Muktamar maka Muyawarah Daerah (Musyda) DPD IMM dengan sendirinya ditunda atau dimundurkan (seperti halnya dalam masa jabatan di dalam AD/ART IMM. Adapun Musywarah setingkat Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Komisariat dapat dilaksanakn dengan memperhatikan aturan Pemerintah/Protokol Kesehatan.
Keenam, sesuai dengan kewenangan yang ada, DPP IMM dapat segera menindaklanjuti hal-hal yang berkaitan dengan persiapan Muktamar, SC, OC, dan Panlih serta melakukan sosialisasi lanjutan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kesiapan Muktamar.
Ketujuh, Forum Musyawrah Tanwir Mengamanahkan kepada DPP IMM untuk merumuskan panduan permusyawaratan tingkat Cabang dan Komisariat, merumuskan Sistem Operasional Prosedur (SOP) Perkaderan Utama, Darul Arqam Dasar, Darul Arqam Madya, dan Darul Arqam Paripurna di masa pandemi, serta mentanfidzkan untuk menjadi panduan permusywaratan dan perkaderan selam masa pandemi.
Dalam kegiatan Tanwir yang dilaksanakan DPP IMM tersebut, turut hadir, memberikan sambutan dan membuka acara Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir,MSi, Ketua MCCC PP Muhammadiyah Drs. Mohamad Agus Samsudin, MM, dan Wakil Ketua MCCC Muhammadiyah dr. Ahmad Muttaqin Alim.
Prof Haedar Nashir berpesan dalam pidatonya, yang disampaikan antara lain mengenai kaderisasi IMM. Beliau menekankan, untuk dapat meningkatkan kaderisasi secara sistematis dan intensif.
“Tingkatkah kaderisasi agar bisa berjalan dengan baik, juga bisa menghasilkan kader ikatan yang sesuai harapan peryarikatan, umat, dan bangsa. Sehingga ke depan, kader IMM bukan hanya dapat berdiaspora di dalam struktur internal maupun eksternal, tetapi juga memainkan peran strategis di kancah nasional.
Selain itu, Prof. Haedar Nashir juga menyampaikan bahwa IMM harus memperkuat potensi intelektualisme. “Tingkatkan dan perkuat, serta menggali potensi intelektualisme IMM sebagai basis bagi pembaharuan Muhammadiyah dimasa mendatang, ” imbuhnya.
Terahir beliau berpesan penuh syarat makna kepada seluruh kader IMM dimasa mendatang akan lebih berat dibandingkan tugas kami sekarang. “Tugas anda lebih berat dimasa mendatang dibandingkan tugas kami sekarang,” pungkas Haedar. (Sholeh/Riz)