YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 membawa dampak hampir keseluruh sektor kehidupan masyarakat. Tidak hanya sektor kesehatan tetapi juga ekonomi, pendidikan, budaya, bahkan agama. Tri Hastuti Nur Rochimah, Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa salah satu dampak Covid-19 terhadap sektor ekonomi adalah bertambahnya angka kemiskinan.
“Data menunjukan bahwa di sektor ekonomi peluang jatuh sangat miskin penduduk di Indonesia meningkat lebih sebesar 55%, sementara penduduk rentan berpeluang menjadi miskin sebesar 47 %.” Pada sektor kesehatan menurut Tri adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menimbulkan banyak kendala pada layanan kesehatan termasuk bagi perempuan dan anak.
Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi dampak Covid-19. Akan tetapi pertanyaannya sudah tepatkah penerapan kebijakan pemerintah di lapangan ? Untuk mengetahui efektifitas penerapan kebijakan pemerintah dan juga dampak yang dihadapi masyarakat terkait Covid-19, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam Program MAMPU melakukan Pemetaan Dampak Covid-19 terhadap Akses Layanan Kesehatan Perempuan dan Anak serta Kehidupan Ekonomi Warga Miskin.
Tri Hastuti yang juga merupakan Koordinator Program MAMPU ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa kegiatan pemetaan ini dilakukan di 85 desa area kerja ‘Aisyiyah. “Pemetaan dampak Covid-19 ini kami lakukan di 85 desa dari 49 kecamatan, 15 kabupaten, dan 6 provinsi area kerja ‘Aisyiyah dengan melibatkan 256 kader ‘Aisyiyah dan 2062 responden.”
Disampaikan oleh Tri responden dari pemetaan ini terdiri dari karyawan/buruh/pekerja informal, petani, wirausaha, Ibu hamil, Ibu melahirkan, akseptor KB, perempuan yang pernah mengalami keguguran, perempuan yang mempunyai anak di bawah usia dua tahun, anak dengan kasus stunting, orang dengan disabilitas, pemerintah desa, serta petugas Puskesmas maupun bidan desa.
Sutrini, salah satu kader yang melakukan pemetaan dampak Covid di desa Kalibening, Magelang, Jawa Tengah menyampaikan dirinya semangat untuk berpartisipasi dalam survei ini. “Saya berharap dari data yang sudah kami kumpulkan dapat menjadi acuan kedepanya untuk memantau dampak Covid-19 dan penerapan bantuan Covid di desa kami, sehingga kami selaku kader juga dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi,” ungkap Sutrini yang dengan bersemangat juga menggendong anaknya saat melakukan survei.
Melalui pemetaan Tri mengharapkan nantinya akan ada data nyata yang menunjukan dampak pandemi terhadap akses layanan kesehatan kelompok perempuan dan anak serta dampaknya pada kehidupan ekonomi kelompok rentan. Selain itu dapat terlihat bagaimana implementasi program bantuan sosial di masa pandemi Coovid-19.
“Melalui pemetaan ini ‘Aisyiyah sekaligus mendorong dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam pemantauan pelaksanaan bantuan sosial di masa Covid-19 dan nantinya hasil pemetaan ini akan kami jadikan sebagai bahan penyusunan rekomendasi peningkatan upaya penanganan dampak pandemi Covid-19”. (Suri/Riz)