Khutbah Jum’at Akhlak Mulia Sumber Kesuksesan
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (آل عمران: ١٠٢). يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النسآء: ١). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (الأحزاب: ٧٠- ٧١).
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ شَرَّ الاُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةً بِدْعَةٌ وَ كُلَّ بِدْعَةً ضَلَالَةٌ وَ كُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mengawali khutbah jum’at ini, khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan jamaah yang sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, sebagai bentuk syukur atas limpahan rahmat yang tak terhingga dari-Nya sehingga kita dapat melangkahkan kaki ke tempat yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam, nabi Muhammad Saw yang telah bersusah payah tanpa kenal lelah memperjuangkan kalimat tauhid sampai tegak di atas permukaan bumi ini. Berkat diutusnya Rasulullah kita bisa merasakan nikmatnya iman dan manisnya Islam di dalam hati sanubari kita.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin menaruh perhatian besar terhadap persoalan akhlak. Rasulullah diutus ke atas permukaan bumi ini untuk memperbaiki akhlak dan perilaku umat manusia pada masa itu yang menyimpang dari aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah. Sebelum beliau diutus, kehidupan di tanah Arab dihiasi dengan pekerti tercela. Menyembah berhala buatan mereka sendiri, senang berjudi, berzina, merampok dan mencuri harta kabilah lain, mabuk-mabukan, mengubur bayi perempuan dan berbagai perbuatan tercela lainnya.
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Dari Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah saw bersabda: “sesungguhnya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R. al-Baihaqi).
Berkat diutusnya Rasulullah, perbuatan-perbuatan tercela tersebut demi sedikit bisa dihilangkan, meskipun Rasulullah menghadapi cobaan berat dalam menjalankannya. Beliau dicaci maki, dilempari kotoran, juga diancam untuk dibunuh. Namun, Rasulullah tak pernah gentar sedikitpun dalam menjalankan misi mulia ini, dengan bantuan para sahabat, beliau terus berdakwah mengajak manusia untuk bertauhid kepada Allah dan memperbaiki akhlak dan budi pekerti.
Syeikh Ahmad Syauqi Beik, seorang penyair dari Mesir pernah bersenandung tentang pentingnya akhlak mulia dalam menjaga keutuhan suatu bangsa.
وَ إِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ * فَإِنْ هَمُوْ ذَهَبَتْ أَخْلَاقَهُمْ ذَهَبُوْا
Sesungguhnya kejayaan suatu umat terletak pada akhlaknya, jika akhlak telah hilang dari mereka, maka binasalah umat itu.
Begitu urgennya akhlak dalam kehidupan ini menyebabkan para ulama terdahulu meluangkan waktunya untuk menyusun kitab-kitab yang khusus mengupas permasalahan seputar akhlak. Imam az-Zarnuji menulis kitab Ta’limul Muta’allim yang secara khusus membahas tentang akhlak seorang penuntut ilmu. Amirul Mukminin Fil Hadits, Imam al-Bukhari yang terkenal dengan kitab shahihnya, secara khusus mengumpulkan hadits-hadits yang berkenaan dengan akhlak dalam kitab beliau yang berjudul Adabul Mufrad. Demikian juga Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam kitabnya Bulughul Maram yang merupakan kitab kumpulan hadits-hadits fiqih, tapi di bagian akhir beliau sertakan pembahasan yang berkaitan dengan akhlak.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Akhlak mulia adalah sumber kesuksesan kita hidup di dunia dan di akhirat kelak. Kesuksesan seorang pelajar adalah manakala ia berakhlak mulia terhadap gurunya dengan sikap sopan santun dan lemah lembut ketika berbicara dengannya. Akhlak menempati posisi utama dan mendapat perhatian khusus dalam Islam. Biasanya, seseorang akan dinilai oleh orang lain berdasarkan akhlaknya. Orang yang berakhlak mulia akan mendapat kedudukan tinggi di hadapan Allah dan timbangannya paling berat di hari kiamat kelak. Rasulullah bersabda:
عن أبي الدَّرداءِ قالَ: قالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ
Dari Abu Ad-Darda’ ra ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (H.R. at-Tirmidzi)
Mudah-mudahan kita menjadi hamba Allah yang senantiasa istiqamah dengan akhlak mulia dalam setiap perilaku kita. Selanjutnya kita juga berupaya untuk menanamkan nilai-nilai akhlak mulia kepada setiap generasi Islam penerus perjuangan kita. Kalau akhlak mulia sudah tertanam kuat dalam jiwa seluruh kaum muslimin, maka rahmat Allah akan senantiasa menyertainya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
***
Safwannur, S.Pd.I, Alumnus Ponpes Ihyaaussunnah Lhokseumawe, Aceh dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta. Sekarang tinggal di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Garut