YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah Agus Samsudin menyampaikan bahwa sampai saat ini ada 7 tenaga kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Rinciannya adalah 1 orang dokter spesialis dan 6 orang perawat
“Oleh karena itu yang pertama saya ingin menyampaikan duka mendalam dan empati dari MCCC PP Muhammadiyah dan mendoakan para almarhum khusnul khotimah. Serta keluarga yang ditinggalkan bisa menerima dengan ikhlas, diberi kesabaran, ketabahan dalam menjalankan hidup selanjutnya,” katanya.
Agus Samsudin kemudian memaparkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hingga kini ada 89 dokter yang meninggal karena terpapar Covid-19 di Indonesia.
“Kalau kita lihat tren di Indonesia memang cukup tinggi (kematian dokter) akhir-akhir ini. Bulan Juli ada 30 dokter meninggal, trennya itu meningkat,” ujarnya.
Terkait dengan itu Agus Samsudin mengatakan bahwa harus menjadi konsen bagi semua pihak untuk melindungi para tenaga kesehatan di Indonesia karena saat ini banyak yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Sehingga orang tidak tahu, kapan dan dimana penularan terjadi. Oleh karena itu Agus menekankan kembali kepada semua pihak agar mematuhi protokol kesehatan.
“Kami mohon yang pertama kepada semuanya saja, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari yang sederhana memakai masker, cuci tangan dan physical distancing. Ataupun protokol yang disiapkan khusus oleh para tenaga kesehatan dengan seluruh APD yang harus dikenakan. Yang kedua, masih tetap harus menghindari kerumunan,” tambahnya.
Kepada para direksi rumah sakit, Agus meminta untuk betul-betul memperhatikan kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan dan segera mengambil tindakan yang diperlukan.
Seandainya terjadi penularan mulai dari tes SWAB para nakes, tracing seandainya ditemukan kasus dan membantu melakukan isolasi mandiri jika ada yang terpapar Covid-19.
Terakhir, Agus Samsudin juga menghimbau pemerintah untuk membuat kajian khusus dan prosedur tambahan jika diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19 di kalangan tenaga kesehatan. “Perlindungan terhadap tenaga kesehatan menjadi keniscayaan bagi kita semua.
Dengan demikian berarti kita melindung tidak hanya masyarakat secara umum, tapi juga khususnya para tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan di republik ini. Wabah belum berakhir, kita harus tetap berusaha, kuat dan konsisten untuk melawan Covid-19,” pungkasnya. (Riz)