JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebagai organisasi pelajar yang melekat dengan dunia pendidikan, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) harus menjadi kekuatan yang berada di depan.
Dalam hal ini mencari solusi agar anak-anak bangsa bisa belajar daring di masa pandemi secara efektif dan mampu menyerap dunia ilmu secara baik.
“Biarpun tidak sempurna sebagaimana belajar secara langsung, tetapi saatnya IPM memberi contoh, langkah, dan metode yang kreatif membantu dunia pendidikan agar tetap menjalankan tugasnya mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi ketika membuka Tanwir Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara daring, Sabtu (29/8).
Muhammadiyah begitu juga IPM hadir memberi solusi di kala dunia pendidikan dengan memberi kontribusi untuk pergerakan Muhammadiyah menghadapi situasi darurat ini.
Jangan sampai ada klaim anak-anak Indonesia karena Covid-19 tidak bisa belajar yang baik, dan banyak bermain yang tidak perlu di tempat-tempat publik.
“Maka IPM harus memberi edukasi kepada generasi milenial dan anak-anak generasi bangsa bagaimana memanfaatkan hidup yang positif di tengah kita menghadapi musibah Covid-19,” imbuh Haedar.
IPM dengan spirit Nuun walqalami wamaa yasthuruun tetap bergerak menyebarkan nilai-nilai iqra. Nilai-nilai Islam untuk semangat mencari ilmu dan menjadi kaum terpelajar yang mencerahkan bangsa
Islam adalah agama yang membangun peradaban hidup, sebagai dienul hadlarah. Islam menyebarkan tradisi dan semangat iqra sebagai wahyu pertama yang memberi tanda dan penanda bahwa risalah Islam hadir untuk membangun peradaban dunia yang rahmatan lil alamiin
Jangan sampai dalam suasana Covid-19 ada penurunan semangat belajar dan semangat mencari ilmu. Sebagaimana dalam QS. Al-Mujadilah (58) ayat 11
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan”.
Begitu juga dalam membangun khairu ummah yaitu dengan cara memperkuat pilar ilmu pengetahuan dan teknologi.
IPM bersama organisasi Otonom lainnya di Muhammadiyah harus juga menjadi pilar strategis dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta.
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar yang membawa misi tajdid tertua di Indonesia memiliki tugas yang sangat berat. Ketika negeri ini hingga warga dunia menghadapi berbagai problem ditambah masalah Covid-19. semuanya harus menjadi kekuatan problem solver (pemecah masalah), bukan menambah masalah.
Dengan dakwah amar makruf nahi munkar serta tajdid, Muhammadiyah bersama segenap komponen di dalamnya selalu peduli akan masalah dan tantangan yang dihadapi umat dan masyarakat.
Tetapi langkah, strategi, dan cara yang diambil berdasarkan aturan organisasi. Muhammadiyah memiliki prinsip kepribadian dan khittah dalam berjuang menghadapi problem kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Muhammadiyah sudah teruji perjalanan sejarahnya dalam suka dan duka. Serta dalam dinamika kehidupan kebangsaan sesulit apapun.
“Jagalah, rawatlah, dan kembangkanlah pergerakan yang besar ini menjadi organisasi Islam yang berkemajuan. Dan memberi kemaslahatan terbesar bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta dengan orientasi mengemban risalah wamaa arsalnaka illa rahmatan lil alamiin,” ungkap Haedar.
Tanwir Daring Ikatan Pelajar Muhammadiyah bertajuk “Lawan Pandemi: Pelajar Peduli Solusi untuk Negeri”. Sebagaimana disampaikan Ketua Umum PP IPM Hafizh Syafaaturrahman, peran IPM berada dalam tiga tingkatan yaitu dalam individu, struktural atau komunitas, dan peran kemasyarakatan.
Oleh karena itu kader IPM perlu mereformasi pemikiran agar bisa menyerap nilai-nilai Muhammadiyah yang seusai ajaran Islam, melakukan reformasi literasi dan pembentukan karakter.
Serta berperan aktif memberikan solusi dalam suasana pandemi Covid-19. “Mari teman-teman semuanya kita berperan aktif karena sekarang yang diperlukan dari kita dalam keadaan seperti ini adalah pemikiran kreatif, pemikiran yang kritis, dan juga kerja keras program yang inovatif,” ungkap Hafizh. (Riz)