YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebagai ikhtiar berkesinambungan untuk menerjemahkan kemerdekaan yang lahir dari rahim Aisyiyah, Universitas Aisyah Surakarta merupakan salah satu pelopor gerakan perempuan modern.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas resminya Universitas Aisyiyah Surakarta yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (29/8).
Dalam hal ini sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagiaan dari transformasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan menjadi Universitas Aisyah Surakarta.
“Dalam rangka mencapai era reformasi 4.0 menuju 5.0 tentunya alternatif menjadi keharusan dari STIKES Aisyiyah Surakarta Universitas Aisyah Surakarta.”ungkap rektor Universitas Aisyah Surakarta.
Perjuangannya diawali dari berdirinya Sekolah Bidan ‘Aisyiyah (SBA) pada tanggal 5 Mei 1966. Kemudian, pada tahun 1981 SBA dikonversi menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) ‘Aisyiyah Surakarta. Setelah itu, pada tahun 1997 SPK ‘Aisyiyah Surakarta dikonversi menjadi Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Surakarta.
Daftar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah 2020
Pada tahun 2002 Pimpinan Daerah Aisyiyah mendirikan Akademi Keperawatan ‘Aisyiyah Surakarta. Setelahnya pada tahun 2003 PDA BPH Pendidikan Tinggi ‘Aisyiyah Surakarta mengembangkan Akademi Kebidanan dan Akademi Keperawatan ‘Aisyiyah Surakarta untuk digabungkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Surakarta. Kini, masuklah pada tahap Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta lebih meluas dan mengglobal menjadi Universitas.
Pada Maret 2020 lalu, secara resmi STIKES Aisyiyah Surakarta bertransformasi menjadi Universitas Aisyiyah Surakarta yang tertera pada SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 260/M/2020 tentang izin perubahan bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta menjadi Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
Beralih dari Stikes, Berikut Profil Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
LLDIKTI Wilayah VI, Sugiharto sangat mengapresiasi dan menyampaikan tujuh pesan dalam mengembangkan tatakelola universitas yaitu: pertama, universitas harus memegang prinsip transparan, akuntabilitas, nirlaba,penjaminan mutu,efektivitas dan efesien. Kedua. Optimalkan tatakeola tridarmauniversitas pada era tatanan dan adaptasi yang baru. Ketiga, lanjutkan penyelesaian dan penuntasan administratsi institusi. Keempat, persiapkan dan rencanakan secara terprogram implementasi sebagai kampus yang merdeka dalam belajar. Kelima, tingkatkan kerjasama dan daya serap lulusan dengan industry dan dunia erja. Keenam, kawal dan jaga ketertiban laporan, kelengkapan, kemutakhiran data pangkalan perguruan tinggi. Ketujuh, persiapkan tatakelola menuju classterisasi dan prestasi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noorjannah juga menyampaikan apresiasi atas capaian UNISA Surakarta. “Pencapaian ini tidak terlepas dari seluruh dukungan dan berbagai pihak. Sejarah perjalanan Universitas ini diawali dengan dedikasi para tokoh-tokoh perempuan salah satunya ialah ibu Sudarmiyah, yakni ibunda Amin Rais.”ungkapnya.
Proses itu menunjukkan bentuk kegigihan dan ikhtiar para tokoh awal yang kemudian dilanjutkan dengan khidmat. Perjuangan Aisyiyah melalui banyak bidang salah satunya dari pendidikan dasar TK ABA hingga ke Perguruan Tinggi. Harapan kedepannya, Universitas Aisyiyah Surakarta dapat menjadikan kampus menjadi tempat perempuan-perempuan muslimah yang membawa misi dan menebarkan rahmatan lil ‘alamiin. (rahel)