FRANKFURT, Suara Muhammadiyah – Perkuliahan daring selama pandemi Covid-19 menginspirasi mudahnya kuliah bersama lintas negara. Dalam rangka pra musyawarah cabang, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman menggandeng Jurusan Kajian Asia Tenggara, Universitas Goethe, Frankfurt mengadakan sebuah seminar virtual tentang pengajaran daring antarnegara, Kamis, (27/08).
Acara yang dibuka Konsulat Jenderal RI di Frankfurt ini menghadirkan beberapa dosen dari universitas luar negeri seperi Brunei Darussalam dan Malaysia. Sementara pembicara dari Indonesia di antaranya adalah UMY, UMP, UMSIDA, UMSU, UNISMUH Makassar, UNESA, UNTIRTA, dan STAIN Mandailing Natal.
Seminar bertema “Teaching experiences in the time of Covid-19: opportunities and challenges” ini berfokus pada kemungkinan terbentuknya sebuah konsorsium perkuliahan daring antarnegara. Dalam presentasinya, pembicara kunci yang sekaligus ketua departemen, Professor Arndt Graf, menjelaskan kemungkinan diadakan pertukaran pengajaran mata kuliah lintas universitas. Ini akan mudah dilakukan bila terbentuk sebuah konsorsium para dosen untuk berbagi mata kuliah.
Menurut dia, seorang dosen yang mengajar mata kuliah “A“ dapat menerima mahasiswa dari luar universitas atau luar negeri. Ini sangat mudah karena kuliah dihelat secara daring baik lewat zoom atau yang lain. Dia juga mengundang mahasiswa dari Indonesia untuk mengambil mata kuliah di jurusannya.
Persoalan yang diperkirakan menjadi hambatan adalah masalah birokrasi, selain juga masalah teknis seperti koneksi internet. Panelis dari IPG Malaysia menceritakan pengalaman mahasiswa yang sulit mendapatkan koneksi internet ketika tinggal di kampung halaman. Di atas semua itu, para pembicara sepakat bahwa konsorsium pengajaran daring menjadi peluang sekaligus tantangan yang patut segera dibentuk. (riz)