Mengurai Problematika Pembelajaran dan Kesehatan Jiwa di Masa Pandemi

Pemasaran Digital

Era Digital Foto Dok Ilustrasi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menghadapi pandemi Covid-19 yang masih melanda beberapa negara khususnya di Indonesia, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) menggelar Webinar Series 2, Sabtu (5/9).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Gerakan Keluarga Resilence/Lenting untuk merespon covid-19 bekerjasama dengan The Asia Foundation (TAF)

Hadir dalam Webinar Series 2 sebagai pemberi sambutan, Wakil Ketua PWA DIY Koordinator Bidang LLHPB DIY, Hikmah, S.Pd, M.Kes, dan perwakilan LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA), Endang Pudyastuti sekaligus pembuka acara.

Serta sebagai pengisi webinar Wakil Ketua MCCC PP Muhammadiyah, Arif Jamali Muis dengan tema “Persiapan Guru dalam Pembelajaran Era Pandemi” dan Dosen Psikologi UNISA YK, Ratna Yunita Setyani Subardjo dengan tema “Menjaga Kesehatan Jiwa di Era Adaptasi Kehidupan Baru.

Hikmah menyampaikan harapannya bagi peserta yang merupakan Guru TK ABA DIY bisa mengikuti setiap seri webinar, karena materi yang disampaikan saling berkesinambungan untuk menghadapi pandemi covid-19. “Untuk menghadapi pandemi ini kita tidak hanya dituntut memperhatikan kesehatan fisik saja, tapi juga kesehatan jiwa,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Arif Jamali menyampaikan persiapan yang harus dilakukan pihak sekolah dan guru sebelum menyelenggarakan pembelajaran normal.

“Selain memperhatikan zona daerahnya langkah pertama harus ada evaluasi dari sekolah, apakah sudah mampu pembelajaran tatap muka, seperti ketersediaan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan protokol harus terpenuhi,” jelasnya.

Kedua, pihak sekolah harus mengkaji resiko-resiko yang dihadapi jika sekolah sudah masuk. Ketiga, menambah aksi yaitu kewaspadaan dan memperketat aturan di sekolah.

Keempat, melakukan pelatihan-pelatihan untuk guru dan murid bagaimana melakukan kegiatan yang aman. Kelima, harus ada gladi atau simulasi sebelum menyampaikan kepada masyarakat apakah pihak sekolah sudah siap atau belum mengadakan pendidikan tatap muka.

Di lain kesempatan, Ratna Yunita menyampaikan gejala penyakit psikologis yang dapat menyerang masyarakat di masa pandemi, salah satunya stress yang dialami baik oleh penderita covid-19 itu sendiri maupun masyarakat umum. “Untuk menghindari dampak negatif bagi psikologi diri kita, jangan terlalu sering terpapar dengan kabar-kabar yang berisi informasi covid-19, karena bisa meracuni jiwa kita,” tuturnya.

Ratna juga menyampaikan dalam menghadapi masalah pilihan ada pada diri sendiri, mau diselesaikan masalahnya dengan mematuhi protokol yang ada atau dibesar-besarkan dengan terpuruk dalam kepanikan dan stress. (Aphin/Riz)

Exit mobile version