BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Pasca keluarnya keputusan jadwal ulang Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah yang semula akan dilaksanakan tahun 2020 kemudian ke tahun 2022. Karena pertimbangan kepentingan bangsa yang lebih besar dalam situasi mencegah penularan Covid 19.
Untuk itu semua Majelis dan Lembaga Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan konsolidasi, termasuk Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) yang merupakan sentra koordinasi Amal Usaha Sosial (AUMSOS) Muhammadiyah dengan menggelar Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) di Wisma Pandawa Kementerian Sosial yang berada di Kota Bandung pada Jumat-Ahad, 11-13 September 2020.
Rapat dihadiri dengan daring dan luring diikuti semua Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pengelola AUMSOS. Untuk peserta yang hadir langsung dibatasi 10 orang dan diwajibkan mengikuti protokol kesehatan.
Seperti masker, menjaga jarak satu meter di ruangan pertemuan, mencuci tangan dengan cairan pembersih sebelum memasuki ruangan. Semua materi menggunakan aplikasi dan meniadakan persentuhan langsung antar interaksi individu dengan aplikasi Google Form.
Sedangkan melalui daring dihadiri Dirjen Rehabilitasi Sosial Dr. Harry Hikmat dan 54 peserta pimpinan MPS wilayah.
Ibnu Tsani Sekretaris MPS PP Muhammadiyah menjelaskan Rakerpim membahas isu strategis amanat Sidang Tanwir Ambon 2017 tentang program unggulan MPS. Enam program kerja menjadi target sampai Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah 2022, pertama database AUMSOS, kedua pengembangan dan ujicoba modul pelatihan pengelolaan layanan pengasuhan.
Ketiga dukungan penuh pada pusat layanan konsultasi anak dan keluarga di masa pandemi, keempat melanjutkan Akreditasi Panti Asuhan Anak, kelima pengembangan model layanan satu atap melalui Balai Kesejahteraan Sosial (Bakesos), keenam persiapan Rakernas MPS sambut Muktamar 2022.
AUMSOS juga terus melakukan upaya layanan di masa pandemi secara daring seperti santuan keluarga, asuhan keluarga, Panti Werdha-Lansia, Panti Disabilitas dan Balai Kesejahteraan Sosial. Pelayanan pengasuhan melalui pendekatan santunan keluarga dan asuhan keluarga menjadi prioritas program yang sebenarnya merupakan program yang sudah dipraktekkan puluhan tahun oleh Muhammadiyah.
Selama Covid Majelis Pelayanan Sosial memperkuat program Layanan Konseling Anak dan Keluarga seperti memperluas penerima manfaat di 100 keluarga pemulung melalui pengurangan dampak sosial, pendampingan konselor dan membangun daya tahan ekonomi dengan dukungan LAZISMU yang berlokasi di Jakarta Timur.
Kondisi AUMSOS
Saat ini tercatat 550 AUMSOS dan yang berbentuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah dan terakreditasi sebanyak 160 lembaga. Rinciannya adalah 46 terakreditasi A, 95 terakreditasi B, 18 terakreditasi C dan lainnya dalam tahapan proses akreditasi oleh Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial.
“Sinergi kerja Muhammadiyah dalam bidang sosial dengan Kementrian Sosial telah lama dirasakan pemerintah”, demikian sambutan Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Dr. Harry Hikmat yang hadir untuk menguatkan kembali kerjasama Muhammadiyah dan Kemensos. Salah satu pokok bahasan dengan Muhammadiyah adalah soal pengasuhan berbasis keluarga.
Muhammadiyah telah menyiapkan empat Panti Asuhan Muhammadiyah menjadi penyelenggara layanan orang tua asuh (foster agency). Dalam waktu dekat akan dilegalkan Kementerian Sosial sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pengasuhan Anak. MPS akan melakukan persiapan maskimal walaupun di masa pandemi agar layanan terus berlangsung.
Muhammadiyah Senior Care
Untuk pelayanan sosial Lansia atau Muhammadiyah Senior Care (MSC), difokuskan ke depan pada finalisasi pedoman keluarga dan komunitas ramah Lansia yang akan disusun berdasarkan ujicoba program Muhamamdiyah Senior Care di tiga provinsi, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta & DKI Jakarta dan Forum Pembelajaran Daring yang melibatkan 3 Panti Werdha Mihammadiyah-Aisyiyah dengan dukungan LAZISMU.
MPS juga sedang menyiapkan Kota Bandung sebagai layanan eksklusif Lansia yang menjadi komitmen bersama dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Prof. Suyatno. Sedangkan dalam pengembangan Bakesos melanjutkan forum pembelajaran daring praktek layanan dengan respon dan penjangkauan realtime via daring dan multi respon.
Dalam bidang data, MPS akan terus memutakhirkan database Amal Usaha Sosial (AUMSOS) karena layanannya terus berkembang dengan jutaan penerima manfaatnya. Karena sumber pendataan ini terus akan menjadi data yang hidup, menjadi beragam produk seperti penulisan artikel dan jurnal ilmiah, tesis, disertasi yang dipakai civitas lingkungan akedemisi, peneliti Muhammadiyah. MPS akan dibantu Prodi Kessos Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam pengembangannya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan terus melakukan penguatan dan supervisi ke berbagai jenjang struktur, pengurus dan antar sesama AUMSOS. Dengan prinsip Al-Ma’un dan ta’awun, yaitu berbagi peran bersama dan saling menguatkan. Diharapkan kerja ini dapat mendukung pencapaian SDG’s dengan dukungan berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga, kementerian dan perusahaan yang tergabung pada perusahaan peduli AUMSOS Muhammadiyah. (Farid/Riz)