Transfer Ilmu Saudagar: Mengenang Mohammad Najikh

Transfer Ilmu Saudagar: Mengenang Mohammad Najikh

Mohammad Nadjikh

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Kami belajar bersama pak Najikh bahwa suksesnya sebuah perusahaan itu apabila memiliki value. Jelas memang Muhammadiyah juga memiliki itu,” ujar Owner Produk Kecantikan Wardah, Nurhayati Subakat pada acara virtual Launching dan Bedah Buku Mohammad Najikh Jum’at (11/9).

Bos Wardah ini menceritakan perjalanannya bersama pak Najikh yang sama-sama membangun perusahaan hingga menjadi perusahan Nasional. Ia mengatakan bahwa perjalanan Alm. Najikh itu hampir dengan yang dialami oleh PT Paragon Teknology and Innovation. Mulai berjalan dari kecil kemudian berkembang hingga besar.

“Kami sering diskusi dengan pak Najikh, apa yang bisa dikerjakan untuk Muhammadiyah dan masih apa PR yang harus diperbaiki,” ungkapnya.

Nurhayati menjelaskan pengalamannya bersama Alm. Najikh, bahwa selama perjalanan 5 tahun itu, Ia melihat ada lima karakter yang sangat menonjol dalam diri Alm. Najikh. Pertama, dari segi ketuhanan sudah tidak usah diragukan lagi.

Kedua, karakter kepedulian. “Kemarin pada tanggal 3 April masih melkukan webinar bersama, dan beliau mengusulkan ide untuk membantu UMKM yang terdampak covid-19.”ungkap Nurhayati. Hal inilah yang menjadi salah satu sikap kepedulian yang tinggi dari Alm. Najikh.

Ketiga, kerendahan hati. Semua penulis dibuku ini juga sepakat bahwa beliau memang orang yang sangat rendah hati. “Beliau pernah bilang pada saya, Bu Nur bisa ga yakita belajar? Pak Najikh lebih banyak ekspor yang udah sering go International. Sedangkan saya juara dikandang begitu.”sambungnya.

“Bahkan keluarga pak Najikh itu pernah datang kerumah saya bersama anak-anaknya ngobrol dan sharing agar kedepannya dapat bekerjasama dan juga anak-anak Muhammadiyah kelak dapat meneruskannya dan juga dapat membangun jaringan.”imbuhnya.

Keempat, ketangguhan, keuletan dan ketekunan Alm. Najikh dalam berinovasi dan saling peduli. Dan kelima, Alm. Najikh memiliki karakter yang penuh kerja keras. Bangun usaha juga membangun visi berjualan ini agar dapat memberi manfaat bagi orang lain. Hidup bermakna karena Alhamdulillah bermanfaat bagi orang banyak. “Ya begitu, bagaimana mempertahankan karyawan ini. Perusahaan ini merupakan perjuangan, jihad ekonomi.”ungkapnya.

Sama seperti pengalaman saya, karena kepeduliaan terhadap kepada karyawan dan juga kepada hutang, ketika itu saya bangkitketika pabrik terbakar dan akhirnya saya minus. Jatuh bangun juga kita lalui bersama, dengan modal dua karyawan dan home industry, sekarang  sudah hampir 12.000 karyawan dengan luas pabrik 24.000 hektar serta 40 market center.

Alhamdulillaah Wardah menjadi nomor satu untuk kategori make-up dan mousteraizer. Perusahan ini (Wardah) ini juga sudah tidak memiliki pinjaman di bank sama sekali sejak tiga tahun yang lalu. Alhamdulillahnya sekarang  sudah ada tabungan,” tambah Nurhayati. Namun masih ada beberapa PR untuk aspek lainnya.

 Muhammadiyah itu dilahirkan oleh Kiai Dahlan dimana beliau merupakan salah satu saudagar batik. Dalam perjalanan kami dalam diskusi-diskusi itu, tidak mudah memang mentransfer ilmu-ilmu berdagang kepada warga Muhammadiyah.

Dan Alm. Najikh memang sudah dididik orang tuanya sejak kecil. Sehingga untuk mendidik kader-kader Muhammadiyah harus didik dari sejak kecil. Minimal memiliki lima karakter tadi yang sudah mendarah daging ditubuh kita sehingga ketika membangun sebuah, sikap dan tujuan yang mau dijadikan sebagai pijakan sudah ada.

Namun pada intinya, para saudagar Muhammadiyah harus saling bekerjasama karena nantinya ini juga diberikan untuk Muhammadiyah. (rahel)

Exit mobile version