JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengirimkan tiga Tim Robotic pada kontes robot Indonesia yang diselenggarakan oleh Ristekdikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Proses seleksi akan dimulai sejak Sabtu, 26 September 2020. UMS mengirimkan tiga Tim Robotic masing-masing adalah Tim Megalodon, Tim Adisha dan Tim RR El Ganador.
Wakil Rektor III UMS, Prof. Taufik Kasturi, Ph.D mengatakan, tiga tim tersebut akan bertanding di masing-masing divisi. Tim Megalodon berlaga di Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Tim Adisha berlaga di Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) dan Tim ER El Ganador berlaga di Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTI).
Menurutnya, kontes kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya kontes ini dilakukan secara langsung (offline), namun pada tahun 2020 ini kontes dilaksanakan secara online (virtual) melalui aplikasi Zoom. Selain itu, untuk kategori KRPAI yang semula hanya berfokus pada pemadam kebakaran, namun pada tahun ini berhubung adanya pandemi Covid-19 maka tiga sesi lomba tersebut ada dua sesi kontes robot untuk penyemprotan disenfektan dan satu sesi pemadaman kebakaran.
Kemudian, lanjut Taufik, untuk kategori KRSTI atau robot seni itu tiap tahunnya temanya berbeda-beda. Di tahun 2020 ini temanya ialah Tari Enggang dari Dayak. Dan untuk kategori KRTI itu yang dikompetisikan hanya design perencanaan saja.
Menariknya kata Taufik, walau dilaksanakan secara virtual namun peserta tidak bisa memanupulasi penjurian. Pasalnya untuk satu robot saja akan dishoot atau diambil gambarnya dari berbagai sisi menggunakan beberapa kamera yang semuanya terkoneksi ke aplikasi Zoom.
Turut menambahkan, Kabag Penalaran Kreativitas dan Softskill Bagian Kemahasiswaan, Ir. Ahmad Kholid Al-Ghifari, ST.M.T, UMS telah mengikuti kontes robotic kurang lebih lima kali untuk kategori KRPAI dan KRSTI. “Tahun kemarin divisi KRPAI sudah lolos sampai Nasional dan KRSTI lolos regional, sedang KRTI itu baru tahun ini kami ikut serta,” tambahnya.
Ketua Tim Megalodon, Bima Eka mengatakan, robot yang mereka buat telah dilengkapi sensor api yang bisa mendeteksi api yang berada di sekitarnya yang harus dipadamkan. Ia optimis timnya bisa lolos sampai tahap selanjutnya. “Kami optimis bisa lolos di tahap selanjutnya, pasalnya kami telah mempersiapkan ini sudah satu tahun lamanya. Kemudian perangkat yang kami gunakan sudah cukup mumpuni dan sudah kami uji coba berulang kali,” jelasnya.
Untuk kontes Robotic dengan kategori KRPAI, diikuti oleh 83 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Sedangkan kategori KRSTI diikuti sebanyak 57 kampus dari berbagai kota di tanah air. “Kompetisi robotic ini memang cukup banyak pesertanya. Tapi kami optimis bisa menang,” ungkap Bima. (Bangkit N/Riz)