Peran Guru dan Orang Tua Menghadapi Pandemi
Oleh: Pandu Pribadi
Semua yang terjadi saat ini tidak ada yang pernah memprediksi adanya musibah pandemi virus covid-19. Pedagogik yang diajarkan dalam kurikulum mengajar maupun belajar di sekolah, itu tidak pernah disiapkan untuk menghadapi virus covid-19. panik, stres dan khawatir itu pasti dirasakan oleh semua orang termasuk guru dan orang tua.
Sebanyak 90% guru tidak siap menghadapi pandemi ini, hal lain yang perlu diingat juga bahwa guru mempunyai anak dan keluarga. Guru juga bertugas mengajar serta mendampingi anaknya dari rumah, dalam permasalahan ini yang harus dilakukan baik guru dan orang tua adalah menerima bahwa musibah pandemi ini terjadi di seluruh dunia, tidak ada yang pernah merencanakan dan ini bagaian dari sejarah.
Pendidikan adalah milik kita semua, selama ini pendidikan terlalu diserahkan kepada guru atau kepada pihak sekolah, namun dalam kondisi seperti ini sangat dibutuhkan peran serta orang tua atau anggota keluarga dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh, meskipun membutuhkan waktu atau penyesuaian dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan surat edaran kemendikbud No.4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa penyebaran virus covid-19, bahwa proses pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.
Maka dari itu metode yang digunakan untuk proses pembelajarn pada masa pandemi ini adalah pembelajaran daring.
Dengan adanya kondisi seperti ini menjadikan evaluasi bagi kita semua untuk memperbaiki bagaimana pembelajaran di sekolah yang seharusnya, peran siswa diajarkan untuk berfikir yang kreatif dan kritis dalam menghadapi kondisi diberbagai macam situasi, jika siswa sudah terbiasa dengan cara berfikir seperti itu, gurunya juga harus sudah terbiasa dengan modifikasi dan inovasi pembelajaran, dengan terbiasa seperti itu guru dan siswa tidak akan sulit menghadapi situasi ini.
ikhtiar ini memerlukan upaya-upaya, tapi selama ini jika dilihat dari struktur kurikulum nasional, bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, sedangkan tipe seorang guru dari berbagai macam levelnya ada guru open mainded, ada guru yang memahami IT (Teknologi Informasi) dan ada guru yang terisolasi dan dia harus mencari cara sendiri. sebaiknya dalam kondisi seperti ini guru dituntut untuk melakukan solidaritas dan berbagi satu sama lainnya bagaimana proses pembelajaran ini bisa berlangsung dengan baik, serta adanya sinergi dari Dinas pendidikan dan kebudayan di daerah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan peran pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini. Semoga pandemi ini segera berakhir,dan pembelajaran siswa di sekolah bisa terlaksana secara normal kembali.
Pandu Pribadi, Ketua PDPM Kota Banjar, guru SMKN 2 Banjar, LPPM STIT Muhammadiyah Banjar.