Mataf UMY, Haedar Nashir: Jadilah Cendekiawan Berintegritas

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar kegiatan Masa Ta’aruf (Mataf) sebagai agenda yang wajib diikuti oleh para mahasiswa baru sebagai ajang orientasi untuk berkenalan dengan lingkungan kampus.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Mataf untuk tahun ajaran 2020/2021 ini digelar secara daring atau online selama 3 hari, Senin – Rabu (28-30/9). Hal ini terjadi berkaitan dengan adanya pandemi COVID-19 yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan Mataf secara luring, mengingat para mahasiswa baru UMY berasal dari berbagai daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, Ketua Umum PP Muhammadiyah turut memberikan pesan kepada para mahasiswa baru. “Jadilah cendekiawan untuk Muhammadiyah, cendekiawan umat, dan cendekiawan bangsa yang mampu mengikuti jejak para tokoh dengan ciri berintegritas moral yang berakhlak mulia dan beriman taqwa,” ungkapnya kepada 5711 mahasiswa baru UMY yang juga dilakukan secara daring langsung dari Grha Suara Muhammadiyah, Yogyakarta.

Dengan mengangkat tema Solidaritas Cendekiawan Berintegritas, kegiatan Mataf ini turut menghadirkan Prof. Dr. Muhajir Effendy, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, serta H.E Dr. Lalu Muhamad Iqbal, Duta Besar Indonesia untuk Turki sebagai pembicara talkshow dengan metode daring.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. menjadi salah satu pembicara, dengan menekankan pentingnya pemuda untuk memiliki sikap positif dan optimis. Terlebih lagi, saat ini dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, yang telah melumpuhkan beberapa aspek.

“Dalam situasi Covid-19 pemuda atau mahasiswa baru semuanya, harus memiliki sikap positif dan optimis. Kita harus membangun pikiran jernih, tidak mudah menyerah, dan selalu gigih dalam menghadapi tantangan di masa depan,” ujarnya.

Muhajir menambahkan bahwa dengan jumlah sebesar itu UMY telah memiliki agen perubahan, dalam menghadapi era disrupsi yang semakin menantang di tengah situasi pandemi. Tapi untuk itu, mahasiswa perlu menerapkan 5C.

“Mahasiswa merupakan agen perubahan dan harapan bangsa, yang dituntut untuk menerapkan 5C yaitu Critical Thinking yang baik, Creativity atau memiliki kreativitas untuk maju, Communication memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain di samping itu harus juga menguasai berbagai macam bahasa yang akan sangat membantu pemuda untuk menjadi orang sukses. Kemudian Collaboration dapat bekerjasama dengan teman-temannya. Dan yang terakhir adalah Character, watak, kepribadian, jujur dan berkarakter sosial,” sambungnya.

Senada dengan Muhajir, Dr. Lalu Muhammad Iqbal yang merupakan duta besar Ankara, Turki untuk Indonesia, dan juga alumni Hubungan Internasional UMY, mengatakan bahwa seorang pemuda yang sukses di masa depan harus memiliki tujuan yang jelas.

“Saat ini merupakan momen yang tepat untuk kalian, menetapkan tujuan. Kultur intelektual yang ada di UMY sudah sangat bagus, harus kalian manfaatkan. Ada kesempatan melakukan kolaborasi dengan baik, karena UMY juga memberi kesempatan kepada kalian untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi.”

Iqbal berharap kepada mahasiswa baru, agar tidak memiliki keterbatasan dalam mengembangkan potensi. “Saya percaya diri bahwa apa yang dimiliki kalian dapat bersaing di dunia luar. Tingkatkan kemampuan berbahasa, Bahasa Inggris bukan lagi sebagai bahasa asing karena itu harus kalian kuasai, paling tidak bisa menguasai dua bahasa lainnya untuk Anda semua bersaing di dunia internasional,” ungkapnya.

Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., dengan secara simbolis menyematkan almamater kepada dua orang perwakilan mahasiswa baru yang berasal dari Yogyakarta. Dalam sambutannya, Gunawan mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa baru.

“Dengan bonus demografi yang luas, mahasiswa harus memiliki skill untuk dapat bertahan dan menjadi generasi yang cerah. Semua perubahan dunia yang terjadi dengan singkat ini menjadi sebuah tantangan bagi para mahasiswa untuk menjadi agent of change,” ujar Gunawan.(ays/hbb/riz)

Exit mobile version