SOLOK, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Solok melakukan pengkajian Muhammadiyah bagi PCM/PCA, organisasi otonom dan Amal Usaha, di MtsM Muhammadiyah, Bukik Kili Kabupaten Solok, Ahad (27/9).
Kegiatan pengkajian itu dihadiri langsung pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Bachtiar, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Afrijal Harun dan jajaran, Pimpinan Daerah Aisyiyah dan jajaran, Nofrida dan pimpinan Pemuda, Riki Chandra serta pimpinan Nasyiatul Aisyiyah.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Solok , Afrijal Harun, mengingatkan terkait penyelenggaraan pengkajian untuk mempedomani protokol kesehtan. “Alhamdulillah Kota Solok Zona Hijau, namun kita tetap mengingatkan kepada warga tentang 3 M yakni memakai masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan,” ujarnya.
Katanya, pengkajian Muhammadiyah merupakan program rutin bulanan yang dilakukan untuk kembali menyegarkan ingatan dan pemahaman soal Bermuhammadiyah. Serta bertujuan membangkitkan ghirah dan gairah dalam persyarikatan.
“Pimpinan harus paham betul bagaimana Bermuhammadiyah dengan baik, kaidah-kaidah dalam organisasi sehingga bisa mengayomi seluruh warga Muhammadiyah secara utuh,” tegas Afrijal Harun.
Dalam perjalanannya, Muhammadiyah dan organisasi otonom serta amal usaha di Kabupaten Solok mengalami pasang surut. Namun, semangat untuk Bermuhammadiyah tetap mekar dalam hati pimpinan dan warga Muhammadiyah.
“Pengkajian ini akan kita lakukan terus menerus untuk menghidup-hidupkan semangat Bermuhammadiyah, inilah tantangan yang perlu kita jawab kedepannya,” tuturnya.
Setidaknya, lanjut Afrijal, semangat Bermuhammadiyah telah kembali subur dengan aktifnya Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Solok yang baru saja dilantik beberapa waktu lalu.
Eksistensi pemuda dalam pergerakan setidaknya mencerminkan kiprah Muhamadiyah di dalam mendorong pembangunan daerah dan kepemudaan. Muhammadiyah harus hadir mewarnai kemajuan daerah.
Selain itu, terkait pilkada serentak, Afrizal menyampaikan, Muhammadiyah secara persyarikatan tidak akan memihak terhadap calon tertentu atau bersifat netral.
“Namun, warga Muhammadiyah tidak dilarang ikut dalam politik, terserah pada warga untuk mendukung siapa saja yang dianggap pantas dan layak memimpin Sumbar dan Kabupaten Solok ,” tutupnya.
Wakil Ketua PWM Sumbar Bachtiar berpesan agar warga Muhammadiyah mengingat kembali pesan dari foundhing father “Hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan memcari hidup di Muhammadiyah,” tutupnya. (RI)