Memanfaatkan Stay At Home dengan Selalu Berzikir
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Pandemi covid-19 hingga saat ini belum juga berakhir, sehingga pendidikan dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi masih menggunakan online atau daring. Tidak saja para pelajar dan mahasiswa pada daerah-daerah atau wilyah yang sudah sangat parah penyebaran covid-19 ini, yang ditandai dengan zona merah bahkan hitam, maka masyarakatnya mesti tetap tinggal di rumah (stay at home), kecuali ada keperluan yang sangat mendesak untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum.
Bagi umat Islam, pedoman hidup kita adalah Alquran dan as-Sunnah, mengajarkan dalam situasi apapun kita mesti orientasinya kepada Allah swt, agar hidup kita selamat, sejahtera dan bahagia tidak saja di dunia ini bahkanm hingga di akhirat. Salah satu ajaran Islam yang mudah dilakukan di mana saja apalagi di rumah adalah zikir kepada Allah swt.
Dengan berzikir kegelisahan hidup akan sirna, sebab hati dan jiwanya tenang, yang pada akhirnya doanya pun selalu diijabah oleh Allah swt, sebab Allah sangat suka kepada mereka yang senantiasa berzikir kepada-Nya. Oleh karena itu, mari umat Islam memanfaatkan situasi yang sulit ini yang masih stay at home untuk senantiasa berzikir kepada Allah agar hidup akan dimudahkan oleh Allah dalam segala urusannya.
Pengertian Zikir
Kata zikir, jika ditelaah dari segi bahasa (lugha tan) adalah bermakna mengingat. Zikir ditinjau dari istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah.
Selanjutnya secara etimologi zikir berasal dari kata “zakara” berarti menyebut, mensucikan, meng gabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari, memberi dan nasehat. Oleh karena itu zikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat).
Zikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak mengenal batasan waktu. Bahkan Allah memberikN Sifat ulul albab, adalah mereka-mereka yang senantiasa menyebut Rabnya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan juga berbaring. Zikir tidak hanya ibadah yang bersifat lisaniyah, namun juga qalbiyah. Imam Nawawi menyatakan bahwa yang utama adalah dilakukan bersamaan di lisan dan di hati. jika harus salah satunya, maka zikir hatilah yang lebih utama. Meskipun demikian, meng hadirkan maknanya dalam hati, memahami maksudnya merupakan suatu hal yang harus diupayakan dalam zikir.
Zikir bila dikaji secara mendalam termasuk “Tauhid Uluhiyah” atau “Tauhid Ibadah”, bila ditinjau dari ilmu tasawuf, zikir termasuk dalam aliran atau mazhab tasawuf ‘amali. Mazhab tasawuf ini adalah mazhab untuk mencapai ma’rifatullah dengan pendekatan melalui zikir. Pada hakikatnya, orang yang sedang berdzikir adalah orang yang sedang berhubungan dengan Allah. Seseorang yang senantiasa mengajak orang lain untuk kembali kepada Allah akan memerlukan dan melakukan zikir yang lebih dari seorang muslim biasa.
Selanjutnya, jika ditelaah lebih lanjut, zikir adalah penyebutan asma Allah di mulut (lidah), dibenarkan dalam hati, dan diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan apa yang terkandung dalam zikir tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang berzikir dengan menyebut “subhanallah”, diucapkan dilidah, lalu di benarkan dalam hati bahwa Allah Maha Suci, dan diwujudkan dalam perbuatan, makna zikir itu, yakni mulut, hati, pikiran dan perbuatan diingatkan untuk senantiasa suci dari dosa atau maksiyat, inilah hakikat dari zikir yang sebenarnya.
Makna dan Fungsi Zikir dalam Alquran
Di dalam Alquran kata zikir disebut sebanyak 267 kali dengan berbagai bentuk kata (derivasinya). Diantaranya bermakna mengingat Allah dalam arti menghadirkan dalam hati.
Anjuran Berzikir Sebanyak-banyaknya.
Q.S.al-Ahzab/33:41-42:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً (42)
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Anjuran Berzikir setelah Salat, Q.S.an-Nisa’/4:103:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا (103)
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Kegunaan Berzikir Kepada Allah swt
Zikir untuk mengingat Allah. Perhatikan Q.S. Thaha/20:14:
إِنَّنِي أَنَا اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي (14)
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.
Berzikirlah, maka Allah akan melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya, tanda Ia ingat pada hamba-Nya. Q.S.al-Baqarah/2:152:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (152)
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat -Ku). Dengan berzikir hati menjadi tenang, perhatikan Q.S.ar-Ra’d/13:28:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram/tenang.
Allah swt memuji hambaNya yang senantiasa berzikir dalam segala keadaan, Q.S.Ali mran/3:191:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًاوَقُعُودًاوَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Salat, Bentuk Zikir lebih besar dari ibadah lainnya, Q.S.al-Ankabut/29:45:
اُتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (45)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Alquran) dan dirikanlah salat. Sesungguh nya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ancaman yang tidak berzikir pada Allah swt.
Tersesat bagi hati yang membatu tidak berzikir; Q.S.az-Zumar/39:22:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللهِ أُولَئِكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (22)
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Orang yang tidak berzikir termasuk golongan orang-orang yang merugi.
Q.S.al-Munafiqun/63:9:
يَاأَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُوالا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاأَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِاللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
Orang yang mengabaikan Zikir kepada Allah, akan ditimpa kehidupan yang sempit. Q.S.Taha/20:124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124)
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, ma ka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
Etika Berzikir, dengan merendahkan diri, rasa takut dan suara yang pelan.
Q.S.al-A’raf/7:205:
وَاذْكُرْرَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًاوَخِيفَةًوَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ (205)
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Keutamaan Zikir Berdasarkan AsSunnah
Istimewanya berzikir kepada Allah swt.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ مَا يَقُولُ عِبَادِي قَالُوا يَقُولُونَ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لا وَاللهِ مَا رَأَوْكَ قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا قَالَ يَقُولُ فَمَا يَسْأَلُونِي قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لا وَاللهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً قَالَ فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ قَالَ يَقُولُونَ مِنْ النَّارِ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لا وَاللهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً قَالَ فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ قَالَ يَقُولُ مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فِيهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ قَالَ هُمْ الْجُلَسَاءُ لا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al-A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasul saw. bersab da: “Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jka mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepa da Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata;
‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku? ‘ Para malaikat menjawab; ‘Mereka mensucikan Eng kau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka melihat-Ku? ‘ Para malai kat menjawab; ‘Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu. ‘Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku?’
Para malaikat menjawab; ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau, ‘Allah berfirman: ‘Lalu apa yang mereka minta?’ Para malaikat menjawab; ‘Mereka meminta surga.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya?’Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah mereka belum pernah melihat nya.’Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab; ‘Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.’
Allah berfirman: ‘Lalu dari apakah mereka meminta berlindung?’ Para malaikat menjawab; ‘Dari api neraka.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab; ‘Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.’Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya?’Para malaikat menjawab; ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.’Beliau melanjutkan:’Allah berfirman:’Sesungguhnya Aku telah memper saksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau melanjutkan; ‘Salah satu dari malaikat berkata; ‘Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan?’ Allah berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya.’H.R.al-Bukhari. No. 5929.
Bedanya Rumah dihiasi dengan berzikir
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ بَرَّادٍ الْأَشْعَرِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاءِ قَالا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ وَالْبَيْتِ الَّذِي لا يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Barrad Al-Asy’ari dan Muhammad bin Al ‘Alakeduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi saw., beliau bersabda: “Perumpa maan rumah yang di dalamnya selalu disebut nama Allah (zikir) dengan rumah yang di dalamnya tidak pernah disebut nama Allah adalah sebagaimana orang hidup dan orang mati.”H.R.Muslim.No. 1299. Anjuran agar senantiasa lidah basah zikrullah
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلا قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Mu’awiyah bin Shalih dari ‘Amru bin Qais dari Abdullah Busrra. bahwa seorang laki-laki berkata; wahai Rasul, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka berita hukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan seba gai pegangan! Beliau bersabda: “Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berzikir kepada Allah.” H.R.at-Tirmizi.No. 3297.
حَدَّثَنَا أُمَيَّةُ بْنُ بِسْطَامَ الْعَيْشِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ الْعَلاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيرُ فِي طَرِيقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلَى جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جُمْدَانُ فَقَالَ سِيرُوا هَذَا جُمْدَانُ سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ.
Telah menceritakan kepada kami Uma yyah bin Bistham Al-‘Aisyi telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai’ telah menceritakan kepada kami Rauh bin Al-Qasim dari Al-‘Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; “Pada suatu ketika Rasul saw. pergi ke Makkah melewati sebuah gunung yang bernama Jumdan. Kemudian beIiau bersabda: ‘Ayo ja lanlah! Inilah Jumdan. Telah menang para mufarri dun.’ Para sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan mufarridun?’ Beliau menja wab: ‘Yaitu orang-orang (laki-laki/perempuan) yang banyak berdzikir kepada Allah.’H.R.Muslim.No.4834. Zikir adalah Amalan yang terbaik
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ زِيَادٍ مَوْلَى ابْنِ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي بَحْرِيَّةَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى.
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Abdullah bin Sa’id yaitu Ibnu Abu Hindun dari Ziyad mantan budak Ibnu ‘Ayyasy dari Abu Bahriyyah dari Abu Ad Darda
ra. ia berkata; Nabi saw. bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian mengenai amalan kalian yang terbaik, dan yang paling suci di sisi Raja (Allah) kalian, paling tinggi de rajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada mengin fakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian da ripada bertemu dengan musuh kemudian kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian?” Mereka berkata; ya. Beliau berkata: “Berzikir kepada Allah ta’ala.”.H.R. at-Tirmizi. No. 3299.
Di antara contoh: Lafal-lafal zikir berdasarkan as-Sunnah
Mengucap (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ)
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ كَثِيرِ بْنِ بَشِيرِ بْنِ الْفَاكِهِ قَالَ سَمِعْتُ طَلْحَةَ بْنَ خِرَاشٍ ابْنَ عَمِّ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ.
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim Ad-Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Musa bin Ibrahim bin Kasir bin Basyir bin Al fakih dia berkata; saya mendengar Thalhah bin Khirasy anak pamannya Jabir dia berkata; saya mendengar Jabir bin Abdillah dia berkata; saya mendengar Rasul saw. bersabda: “Zikir yang paling utama adalah Lailaaha illallah (Tidak ada tuhan (ilah) yang berhak disembah kecuali Allah). Dan do’a yang paling utama adalah al-Hamdulillah (segala puji bagi Allah).”H.R.Ibn Majah. No.3790.
Mengucap (سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ), akan diampuni semua kesalahan kita
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Sumay dari Abu Salih dari Abu Hurairah ra.bahwa Rasul saw.bersabda:”Barangsiapa mengucapkan “Subhanallah wabihamdihi” (Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari seratus kali, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni walaupun sebanyak buih di lautan.”H.R,al-Bukhari. No. 5926.
Mengucap (سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ), memberatkan Mizan dan dicintai Allah
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fu dhail telah menceritakan kepada kami ‘Umarah bin Qa’qa’ dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah menuturkan; Rasul saw. bersabda: “Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan (mizan), dan dicintai Arrahman, Subhanallah wabihamdihi dan Subhanallahil ‘azhiim.” H.R.al-Bukhari. 6188.
Mengucap (بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مَوْدُودٍ عَمَّنْ سَمِعَ أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُثْمَانَ يَعْنِي ابْنَ عَفَّانَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلاَثُ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُمْسِيَ.
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Masla mah, Telah menceritakan kepada kami Abu Maudud ‘Amman dia telah mendengar Aban bin ‘Usman berkata: Aku mendengar ‘Usman yakni Ibn ‘Affan berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa membaca (zikir), yaitu :
(بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)
tiga (3) kali, maka tidak akan menimpa mara bahaya (bala/bencana) sampai pagi dan barangsiapa yang membacanya pada waktu pagi 3 (tiga) kali maka tidak akan menimpa mara bahaya pada dirinya, sampai sore harinya. H.R.Abu Dawud. No. 4425.
Mengucap (اللّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ) pada selesai salat Dhuha.
حدثنا محمد بن الصباح قال حدثنا خالد بن عبد الله عن حصين عن هلال بن يساف عن زاذان عن عائشة رضي الله عنها قالت : صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الضحى ثم قال َاللّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ حتى قالها مائة مرة. قال الشيخ الألباني : صحيح.االأدب المفرد (ص:217).
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin as-Sabah berkata dia: telah menceditakan kepada kami Kholid bin Abdillah dari Hushayin dari Hilal bin Yasaf dari Zazan dari ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw mengucapkan pada waktu Dhuha:
(اللهم اغفر لي وتب على إنك أنت التواب الرحيم)
sampai 100 X. H.R. al-Bukhari dalam Adab Al-Mufrad. No. hadis 219. Syaikh al-Albani mengatakan hadis ini sahih.
Mengucap (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Masla mah dari Malik dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasul saw. bersabda: “Barang sia pa yang membaca: la ilaha illallahu wahdahu la syari ka lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala ku lli syai’in qadir (Tidak ada ilah (yang berhaq disem bah) selain Allah Yang Maha Tunggal tidak ada seku tu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) seba nyak seratus kali dalam sehari, maka baginya menda patkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.”H.R.al-Bukhari. No. 5924.
Zikir Setelah Salat Fardhu
- Membaca Istighfar 3X (أَسْتَغْفِرُالله)
- Membaca :
اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَاالْجِلالِ وَاْلإِكْرَام.
Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Damai, dan dariMu jua (datang) kedamaian, Maha Banyak berkahMu wahai tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan - Membaca :
اَللّهُمَّ لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
“Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda dari-Mu bagi pemiliknya.” - Membaca (سُبْحَانَ اللهِ) 33 X
- Membaca (اَلْحَمْدُللهِ) 33 X
- Membaca (أَللهُ اَكْبَرُ) 33 X
- Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ الهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
“Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya, kekuasaan dan pujian bagiNya, dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa.”
Dr. Sulidar, M.Ag Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Periode 2015-2020.