• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Mei 12, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Virus Psikopat Lebih Bahaya Dari Virus Corona?

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
10 Oktober, 2020
in Opini
Reading Time: 7 mins read
A A
0
Virus Psikopat Lebih Bahaya Dari Virus Corona?
Share

Virus Psikopat Lebih Bahaya Dari Virus Corona?

Menyambut Hari Kesehatan jiwa se Dunia

Baca Juga

Membentuk Desa Siaga Sehat Jiwa

Refleksi Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Penanganan Belum Merata

Oleh: Muhammad Jamaludin Ahmad, Psikolog

Hari ini tanggal 10 Oktober, diseluruh dunia diperingati Hari Kesehatan Jiwa/mental se Dunia. Tujuan utama dari peringatan hari kesehatan jiwa sedunia  sejak pertama dicanangkan pada tahun 1992 hingga sekarang pada esensinya sama yaitu agar dunia ( para pemimpin negara negara di dunia beserta masyarakat se dunia) lebih peduli pada kesehatan jiwa setiap manusia dan secara bersama  sama berupaya mencegah terjadinya gangguan jiwa.

Kompas.com pada tanggal 10 Oktober 2019 melaporkan bahwa setiap 40 detik ada satu orang di dunia ini yang bunuh diri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 79 persen kasus bunuh diri terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah pada 2016.Di Indonesia, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI, dr Fidiansyah, Sp.Kj, menyebut, setiap hari setidaknya ada lima orang yang bunuh diri.Depresi yang berujung bunuh diri ini mengancam mereka yang berada di usia produktif.

“Usia paling banyak (melakukan) bunuh diri itu 15 sampai 29 tahun, generasi milenial,” kata Fidiansyah dalam siaran langsung melalui akun Instagram Kemenkes.

Survei Global Health Data Exchange tahun 2017 menunjukkan, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan.Hal ini berarti, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan kesehatan jiwa. Indonesia jadi negara dengan jumlah pengidap gangguan jiwa tertinggi di Asia Tenggara.Gangguan kejiwaan yang paling tinggi yakni kecemasan (anxiety disorder). Jumlah pengidapnya lebih dari 8,4 juta jiwa.Selain itu, ada sekitar 6,6 juta orang yang mengalami depresi. Ada juga 2,1 juta orang mengalami gangguan perilaku. Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyebut prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 1,2 per seribu orang penduduk.Artinya, ada 1-2 orang yang menderita skizofrenia setiap 1.000 penduduk.

Menyedihkan memang bila kita membaca bahwa Indonesia termasuk negera dengan pengidap gangguan jiwa tertinggi di Asia Tenggara. 1 hingga 2 orang dari setiap 1000 orang Indonesia mengalami gangguan jiwa tergolong skizofrenia atau orang gila istilah awalnya. Tapi yakinlah bahwa orang yang mengalami skizofrenia (edan beneran) tidak akan membahayakan NKRI. Mereka tidak bisa korupsi, tidak bisa menindas rakyat, mereka tidak bisa menjual negara, mereka tidak bisa berbohong apalagi khianat terhadap NKRI. Lalu siapa yang  lebih berbahaya? Yang lebih bahaya adalah mereka yang digolongkan sebagai penyandang psikopat.

Apakah psikopat itu?

Sebutan psikopat mungkin kalah populer  dibanding istilah gangguan jiwai. Bagi penggemar film, psikopat ini menjadi film yang menarik karena dipenuhi misteri. Namun sebenarnya psikopat benar-benar terjadi di sekitar kita, entah itu orang jauh maupun dekat, atau bahkan ada di dalam diri kita sendiri.

Dilansir Liputan6.com dari Psychology Today, Kamis (14/3/2019), istilah psikopat mulai digunakan sekitar tahun 1900 silam. Awalnya, para peneliti sempat menggantinya dengan istilah sosiopat. Namun, sosiopat rupanya tidak memiliki dampak seburuk psikopat sehingga peneliti kembali menggunakan istilah psikopat.Berdasarkan penelitian, individu dengan sifat psikopat sering menggunakan kepribadian palsu untuk berinteraksi dengan orang lain. Terkadang, mereka menggunakan ‘topeng’ untuk berkamuflase dengan lingkungan sekitar, salah satunya ketika mereka sedang berada dalam forum diskusi.Ternyata, sebanyak 5 persen dari populasi dunia mempunyai tendensi menjadi seorang psikopat. Mungkin Anda tidak pernah menyadari, bahwa psikopat adalah orang di sekitar Anda. Misalnya di kantor, kampus, atau orang yang duduk bersebelahan dengan Anda di angkot menuju tempat kerja.Seseorang yang menjengkelkan atau perundung belum tentu termasuk dalam kategori psikopat. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sehingga seseorang dapat dikategorikan mengidap kelainan jiwa tersebut, demikian seperti dijelaskan oleh Hare Psychopathy Checklist. Terlebih lagi, psikopat sendiri tidak sama dengan gila, karena penderitanya menyadari sepenuhnya perbuatannya.

10 Ciri Psikopath (kepribadian anti sosial) antara lain:

Pandai dan suka berbohong, Terlalu Cerdas (ngglidik/licik), Egosentris, Susah Menerima Moral (mengabaikan moral), Sulit Mengontrol Diri, Tidak Empati, Sulit Mengendalikan Diri, . Tidak bertanggung Jawab, Terlalu Bersikap Dingin dan Terlalu Drama (rai gedek/ pura pura), Memiliki banyak informasi namun lemah dalam keseimbangan emosi. (baca:https://m.merdeka.com/trending/10-ciri-ciri-psikopat-beserta-penjelasannya-dan-penyebab-patut-diwaspadai-kln.html)

Fenomena Psikopat

Kasus pengesahan UU Omnibus Law atau Undang Undang Cipta Lapangan Kerja (CILAKA)  oleh DPR RI menjadi kajian menarik dari ilmu psikologi dan psikiatri untuk mendalami masalah yang cukup serius bagi perjalanan bangsa dan rakyat Indonesia ke depan. Gara gara nekad mengesahkan UU CILAKA akhirnya wajah anggota DPR RI dikuliti oleh  para pemimpin ummat, Profesor di Ka. Pus hingga, para, mahasiswa.  Terungkap  jejak digital ternyata pengesahan UU CILAKA merupakan permintaan langsung Bapak Presiden RI. Terungkap pula bahwa 260 orang anggota DPR RI adalah merangkap Pengusaha. Prof Dr Koentjoro Guru Bear Psikologi UGM menulis di fbnya tentang hal ini. Kemudian Prof Dr Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah) dengan rendah hati dan keprihatinan yang mendalam beliau menyatakan “….Politik tanpa nurani melahirkan politik bebal kuasa.”

Prof Dr Said Agil Siroj (Ketum PB NU) mengatakan bahwa UU CILAKA hanya menguntungkan Konglomerat, Kapitalis, investor namun merugikan rakyat. Oleh karena itu dengan tegas harus dilawan dengan cara cara yang elegan”.

Sedangkan Prof Dr Amien Rais mengatakan bahwa… “.. Omnibus Law menjadi bukti terakhir bahwa negara dapat melakukan kedzaliman multidemensional”. Prof Amin Rais selanjutnya meminta”.  Pak Jokowi cabut Undang Undang itu karena anda adalah pemrakarsa utama dan pertama.”

Mengacu pada Hare Psychopaty Checklist maka siapa saja bisa berkemungkinan mengidap psikopat. Termasuk para anggota Dewan, pejabat/aparat, konglomerat juga masyarakat. Semakin tinggi dan besar kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki maka semakin besar bahaya yang ditimbulkan. Apakah kewenangan DPR RI cukup besar? Apakah kewenangan Presiden RI cukup besar, apakah kewenangan MK cukup besar, apakah kewenangan KPU Cukup besar? Demikian juga dg jabatan Gubernur, Bupati dll. Pertanyaan berulang ini penting karena begitu jabatan strategis ini dipegang oleh pengidap psikopat maka daya rusaknya terhadap bangsa, negara dan rakyat sangat mengerikan. Namun sebaliknya bila jabatan ini dipegang oleh mereka yang sehat jiwanya maka  daya kebaikan dan manfaatnya akan luar biasa bagi  rakyat  bangsa dan negara. Pejabat yang menderita psikopat jauh lebih berbahaya dibanding orang yang positif covid. Mengapa? Mereka yang positif covid tidak otomatis sakit bila imunnya baik. Dan bagi yang positif covid dan menderita sakit masih dapat menjalani perawatan untuk disembuhkan. Penderita covid juga bisa menjalani karantina/isolasi agar tidak membahayakan orang lain. Covid juga bisa dikurangi bahaya nya dengan memakai masker dan sering cuci tangan serta menjaga jarak. Penderita psikopat sekali mengambil keputusan yang salah maka yang “terbunuh dan hancur” bisa seluruh rakyat dan negaranya hingga turun temurun. Psikopat tidak bisa dicegah dengan masker dan sering cuci sabun dan juga jaga jarak. “Virus Psikopat” sampai saat ini belum ada vaksinya.

Analisa Perilaku 

www.liputan6.com pada 14 Maret 2020 pernah mengangkat tulisan tentang 9 Ciri Psikopat yang perlu diwaspadai dari cara bicara hingga cara bertindak. Sembilan kriteria ini bisa kita jadikan indikator untuk menganalisa dan melihat dinamika psikologis seseorang(termasuk anggota Dewan dan pejabat juga para pengusaha dan konglomerat serta siapapun tergolong psikopat atau bukan. Sembilan kriteria itu adalah sebagai berikut:

1.Memiliki gerak gerik (prilaku) yang aneh. 

Psikolog Robert Hare menyebut tanda dari ciri paling kentara dari prilaku aneh adalah: kebohongan dan kecurangan. Adakah anggota DPR RI dan Pejabat negara punya prilaku ini? silahkan dijawab sesuai pendapat masing masing.

2. Manipulator.

Seorang psikopat jagoan untuk  manipulasi, defleksi dan melakukan tipuan. Semuanya di lakukan agar mereka mampu mempertahankan dirinya untuk selalu menjadi posisi nomor satu. Psikopat sering menipu dan berbohong serta tidak pernah pernah menyesal dan merasa bersalah bahkan cenderung akan melakukan hal yang sama berulang ulang. Sekarang perhatikan prilaku para anggota dewan, para presiden dan wakilnya, para mentri dan wakilnya, para pejabat tinggi negara, para gubernur dan wakilnya, para bubati/walikota dan wakilnya, juga para kepala desa.

Perhatikan sikap dan prilaku mereka ketika masih kampanye/nyalon dan setelah jadi. Bersyukurlah kita kalau para wakil rakyat dan pejabat tidak suka berbohong, menipu, munafiq. Sebaliknya menyesal lah kita bila wakil rakyat dan pejabatnya terjadi para pengkhianat dan tukang manipulasi. Yang baik kita dukung dan yang jelek kita ingatkan utk takut pasa adzab Tuhan. Doa rakyat yang didlolimi akan dikabulkan oleh Allah SWT pada saat yang tepat.

3.Pembohong Ulung.

Yang paling menonjol dari ciri ini adalah kemampuan memutar balikkan fakta. Orang psikopat tidak peduli meskipun kebohongannya diketahui orang banyak. Mereka akan berbohong lain untuk menutupi kebohongan ya. Ciri ini dengan mudah bisa dilihat dari rekaman jejak digitalnya atau bisa ditanya pada mereka yang pernah dekat dg pejabat yang psikopat. Temen saya seorang direktur Rumah sakit di Jawa Tengah berkomentar.. ” Pak Jamal, ternyata di dunia ini ada ya manusia seperti ini dan tambah banyak”.

4.Tidak Punya Hati Nurani

Kemampuan seorang psikopat untuk berempati, punya rasa bersalah, penyesalan, belasungkawa, simpati, dan rasa kasihan semuanya tampak terbatas pada diri mereka. Seorang psikopat cenderung mengalami kesulitan untuk bertanggung jawab, dan sering menyalahkan orang lain.

Para psikopat cenderung sibuk dengan diri sendiri (self-involved) dan memiliki kesulitan mengerti perspektif orang lain. Selain itu, psikopat mungkin melanggar hak orang lain, terutama untuk keuntungan diri sendiri.

5. Pesona Palsu

Pada awal menjalin hubungan, baik sebagai teman ataupun seorang kekasih, seorang psikopat akan membuat diri mereka menjadi seseorang yang menawan dan menarik.

Psikopat akan mengajak Anda berbincang tentang hal kecil yang indah, memberikan komentar cerdas terhadap suatu masalah, dan kisah fantastis yang akan membuat Anda kagum. Hal ini yang disebut pesona palsu sebagai ciri-ciri psikopat.

6. Motif dan Niat Sadis

Andrew Faas, penulis buku “The Bully’s Trap” mengungkapkan bahwa tanda yang paling menonjol dari seorang psikopat adalah sifat sadis mereka. Seorang psikopat memotivasi orang lain melalui rasa takut, dan bukannya rasa hormat, dan mereka berniat untuk menghancurkan daripada membetulkan.

Dalam kontek sosial dan politik ciri keenam yang dibuat oleh www.liputan6.con ini bisa dideskripsikan dg  bahasa siapa saja yang dianggap berbeda  akan diperlakukan sebagai musuh, diteror, dibully, dikriminalisasi. Yang tidak bisa dikuasi maka akan dipecah belah atau dihancurkan. Nasib para mahasiwa yang demontrasi kemarin yang jatuh banyak korban mungkin menjadi salah satu fakta adanya unsur psikopat dalam diri oknum aparat. Terimakasih perlu disampaikan kepada, para pejabat dan aparat diberbagai tempat yang masih mampu memperlakukan para adik adik mahasiwa dg cara cara yang terhormat dan bermartabat.

 7.Kepercayaan Diri yang Tinggi

Banyak orang bermasalah dengan kepercayaan diri mereka. Di sisi lain, ciri-ciri psikopat dapat diidentifikasi dengan kepercayaan diri mereka yang cenderung tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Dr. William Hirstein pada laman Psychology Today.

Penulis memahami bahwa dari aspek sikap dan prilaku, orang seperti ini dengan penuh percaya diri tega dan nekad melakukan apa saja yang penting  tercapai keinginanan pribadi dan kelompoknya.

8. Temperamen labil atau “menakutkan”

Ciri-ciri psikopat selanjutnya adalah bahwa psikopat sangat mudah marah. Hal-hal kecil dan sederhana dapat memicu emosi mereka. Seorang psikopat diam diam suka menyakiti hewan peliharaannya, bahkan seringkali melakukan penyiksaan hingga menyebabkan kematian.Contoh perilaku bersifat psikopati terhadap hewan misalnya membakar hidup-hidup, memukuli, atau membunuh kucing, anjing, kuda, atau hewan-hewan lain yang lazimnya bukan untuk diburu.

Dalam pendekatan sosiologis dan psikologi sosial, orang orang psikopat ini didepan umum mampu menampilkan citra dirinya sebagaui orang yang baik, pembela wong cilik, pembela NKRI bahkan bilang NKRI harga mati namun yang terjadi dan dilakukan para psikopat adalah sebaliknya atau kebalikannya.

9. Sensasional dan Kontroversial

Psikopat sangat menyukai aktivitas yang memiliki unsur bahaya fisik, atau sesuatu yang ilegal seperti kejahatan. Hal ini mereka lakukan karena psikopat cenderung memiliki sedikit sekali kepedulian terhadap keselamatan diri sendiri atau keselamatan orang lain. Mereka akan berusaha meyakinkan orang di sekitarnya untuk terlibat dalam perilaku berisiko.

Dalam kontek sosial penulis memiliki gambaran bawah orang yang psikopat hanya berpikir sesaat utk enaknya sendiri, saat ini dan tidak memikirkan akibat yang terjadi untuk bangsanya, negaranya juga anak keturunannya. Dalam hal UU CILAKA para psikopat tidak pernah berpikir utk masa depannya banganya, negaranya juga generasi penerusnya. Mereka benar benar pragmatis dan hedonis.

Piyungan 10 Oktober 2020

Muhammad Jamaludin Ahmad, Psikolog, Wakil Direktur PKU Muhammadiyah Cepu Jawa Tengah  

Tags: kesehatan jiwapsikopat
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Membentuk Desa Siaga Sehat Jiwa
Berita

Membentuk Desa Siaga Sehat Jiwa

24 Agustus, 2022
dr Warih Andan
Berita

Refleksi Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Penanganan Belum Merata

12 Oktober, 2021
Berita

Menulis dapat Memelihara Kesehatan Jiwa

21 September, 2021
Next Post

Balada Suara Rakyat

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In