Implementasi Neurosains Terapan di PTM

Neurosains didefinisikan sebagai ilmu tentang segala hal yang berkaitan dengan otak manusia. Termasuk di antaranya adalah anatomi, fisiologi, hingga kaitan otak manusia dengan perilakunya. Istilah neurosains itu sendiri telah dikenal sejak sekitar dua ratus tahun lalu, yang hingga saat ini tengah berkembang pesat dengan beragam bentuk seperti Brain Computer Interface – teknologi yang menggabungkan otak manusia dengan suatu instrumen yang mampu digerakkan secara langsung melalui perintah dari otak.

Sedangkan neurosains terapan, dapat diartikan secara sederhana sebagai pemanfaatan ilmu tentang otak manusia untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dicapai hasil yang optimal. Pemanfaatannya dewasa ini banyak diterapkan di beragam bidang seperti pemasaran, politik, pendidikan, dan lain-lain.

Meski di berbagai belahan dunia telah dikenal luas istilah neurosains terapan, hal ini sepertinya belum berlaku sepenuhnya di Indonesia. Hasil-hasil penelitian neurosains terapan yang dilakukan peneliti dalam negeri di Indonesia sepertinya boleh dikata belum banyak yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional maupun internasional.

Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA, sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang berlokasi di Ibu Kota Indonesia memiliki impian untuk menjadi excellent teaching university yang terkemuka di beberapa tahun mendatang. Excellent teaching itu sendiri berarti upaya pengajaran atau transfer pengetahuan kepada para murid dengan metode-metode terkini agar mereka mampu memahami secara optimal apa yang disampaikan oleh para guru. Berbagai metode pengajaran bukannya tidak ada yang dikembangkan, akan tetapi kebanyakan pengembangan tersebut belum dilakukan berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman cara kerja otak manusia, khususnya guru dan murid.

Implementasi neurosains di bidang pendidikan khususnya pengajaran telah mulai dilakukan oleh Pusat Neurosains UHAMKA (PNU) melalui mata kuliah yang pembahasannya bisa dikaitkan dengan pemahaman aktivitas otak manusia di berbagai fakultas. Seperti metode pengajaran yang diberi jeda setiap 20 menit agar bisa meningkatkan jumlah informasi baru yang bisa diingat oleh para mahasiswa/i. Begitupun halnya dengan penelitian neurosains yang telah dilakukan oleh PNU dengan beberapa universitas di tanah air dan telah dipublikasikan di beberapa jurnal ilmiah internasional mencoba mengungkap otak manusia dari berbagai sudut pandang.

Walaupun bermacam upaya dilakukan oleh PNU – yang didirikan pada Juni 2015 – di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, nyatanya tantangan yang dihadapi oleh PTM tetap besar. Laporan terbaru oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) pada Tahun 2016 mengenai peringkat perguruan tinggi di Indonesia, masih belum menempatkan PTM sebagai yang teratas.

Salah satu faktor pendukung utama untuk meningkatkan peringkat perguruan tinggi adalah adanya publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah itu sendiri tidak akan mungkin ada jika tidak ada penelitian yang dilakukan. Kalaupun dilakukan, tidak sembarang penelitian akan dianggap layak untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah. Masalahnya, melakukan penelitian yang berkualitas bukanlah perkara sederhana seperti membalik telapak tangan. Perlu adanya brain storming untuk memetakan masalah yang ada, agar muncul gagasan untuk menyelesaikan permasalahan, sehingga bisa dibuktikan melalui kegiatan penelitian.

Kita tentu meyakini tidak sedikit ilmuwan neurosains di PTM. Mereka yang berlatar belakang kedokteran, psikologi, fisika, kimia, biologi, matematika, ilmu komputer, farmasi, dan sebagainya bisa saling membahu untuk melakukan penelitian neurosains, khususnya neurosains terapan. Konferensi Ilmuwan Muhammadiyah yang digagas oleh UHAMKA sepatutnya menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan neurosains PTM sebagai momentum untuk menciptakan gagasan yang ditindak lanjuti sehingga impian untuk mengangkat nama PTM di tingkat nasional bahkan internasional bisa terwujud.

dr Rizki Edmi Edison, PhD, Kepala Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA

Sumber: Majalah SM Edisi 14 Tahun 2016

Exit mobile version