BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pergerakan Mahasiswa Islam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bantul, kerap mendapatkan penolakan di beberapa kampus non PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) yang ada di Bantul. Terlebih PC IMM Bantul menaungi Pimpinan Komisariat – Pimpinan Komisariat non PTM di antaranya PK IMM UPY (Universitas PGRI Yogyakarta), PK IMM KH.Hisyam (Universitas Alma ata), PK IMM Asy-Syifa (STiKes Surya Global), PK IMM Haji Fachrodin (STiPram), dan lain-lain.
Baharudin Rohim selaku Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Bantul mengatakan “bagi kami terjadinya penolakan IMM di seluruh kampus-kampus non PTM yang ada di Bantul menjadi tantangan tersendiri, karena kami percaya bahwa perubahan besar berawal dari kaum-kaum minoritas yang berkualitas.
Hari ini kader-kader IMM Bantul menghadiri wisuda salah saatu kader IMM Bantul yang menempuh pendidikan di Universitas Alma Ata, hadir dengan menggunakan mobil PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Bantul yang telah dipasang atribut IMM Bantul. “Kehadiran IMM diseluruh kampus-kampus non PTM di Bantul, menjadi sebuah kewajiban sebagai wujud tanggung jawab keilmuan atas permasalahan kemanusiaan” ujar Rohim saat menghadiri Wisuda di Alma Ata, Rabu (14/10/2020).
Ditengah berlangsungnya prosesi wisuda IMMawati Siti Maryam Ahmad selaku kader PK IMM KH. Hisyam mengatakan “terima kasih banyak kepada seluruh kader IMM Bantul yang senantiasa membersamai perjuangan kami di kampus ini, besar harapan perjuangan IMMawan IMMawati tidak berhenti disini karena saya yakin ketika kebenaran kita suarakan maka pastilah kemenangan yang akan kita raih begitu kiranya Q.S Maryam ayat 7”.
Sebelum mengakhiri wawancaranya Rohim dengan tegas mengatakan bahwa “pergerakan mahasiswa merupakan bagian implementasi dari akademisi yang dicetak perguruan tinggi, maka tatkala terjadi penolakan adanya gerakan mahasiswa di perguruan tinggi menjadi tanda matinya tradisi ilmu sebagai basis perubahan peradaban. (Media Komunikasi PC IMM Bantul)