BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, Msi mengapresiasi atas diresmikannya Universitas ‘Aisyiyah Bandung, Sabtu (17/10). Pendirian Unisa Bandung sebagai karya amaliah nyata yang besar dari segenap keluarga besar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah Jawa Barat.
Haedar mengungkapkan bahwa Unisa Bandung merupakan tonggak sejarah bagi ‘Aisyiyah sebagai salah satu organisasi yang dikelola oleh perempuan di perjalanan abad keduanya. Kesuksesan Unisa Bandung dikarenakan perjuangan tak kenal lelah segenap keluarga besar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah dengan etos pantang menyerah.
“Kesuksesan Unisa yang dibidangi oleh PP ‘Aisyiyah juga segenap anggota dan akivis ‘Aisyiyah karena ada DNA Muhammadiyah. Yakni jiwa produktif dan konstruktif,” kata Haedar.
Sikap produktif yang dimiliki Muhammadiyah tersebut dilakukan untuk selalu berbuat. “Sikap produktif untuk selalu beramal, berbuat, berfikir hatta ditempat dan saat yang sulit sekalipun,” tambahnya. Juga termasuk sikap selalu ingin menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Haedar mencontohkan etos para pendahulu Muhammadiyah hadir hingga ke berbagai pelosok. Jika di pelosok Garut, Jawa Barat Muhammadiyah hadir di Pameungpeuk, bahkan di Papua sana tepatnya di Pulau Arar pun Muhammadiyah – ‘Aisyiyah hadir.
“Etos Muhammadiyah bukan tong kosong nyaring bunyinya, melainkan terus berbuat dan beramal nyata,” kata Haedar.
Oleh karena itu, apa yang telah dilakukan dengan berdirinya Unisa Bandung sebagai da’wah lil muwajahah yaitu dakwah bil hal maupun bil lisan dalam satu kesatuan yang bersifat alternatif. Bukan melalui reaksi ataupun konfrontasi.
“Kalau muslim yang ingin membangun peradaban, dia harus memberi solusi dan bila perlu dia mencari alternatif dari masalah yang dihadapi,” tukasnya. Begitu juga Unisa Bandung akan menjadi uswah hasanah dengan kebersamaan dan sinergi. (Riz)