Apa Makna Normalisasi Uni Emirat Arab dengan Israel?
Oleh Dr Masud HMN
Terjadinya normalisasi hubungan Antara Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel 14 September 2020 yang lalu betul-betul berita besar, karena mengejutkan dan mengandung banyak makna.
Seperti diberitakan media Internasional Timur Tengah bahwa penanda tanganan normalisasi atau pembukaan hubungan antara kedua Negara UEA dan Israel disaksikan Presiden Amerika Donlad Trump di Gedung Putih Washington Amerika Serikat pada tanggal 14 September 2020.
Peristiwa itu menjadi berita besar lantaran UEA berubah dari melawan Israel kini berhubungan normal. Luar biasa, mengapa mengejutkan dengan banyak makna lantaran pertanyaan apa yang ada di balik peristiwa nornalisasi UEA dengan Israel.
Intinya esensi soal di atas yaitu apa yang dicari dan kepentingan apa yang dipertaruhkan. Sudah selesaikah konflik Arab dan Israel? Apa yang dapat menjelaskan prospek masa depan Timur Tengah.
Tentu kita sepakat tidak mudah mencari penjelasan persoalan Timur Tengah tersebut. Karena rumit dan sudah berlasung lama. Meski begitu setidaknya ada factor significant yaitu faktor ekonomi dan faktor pengaruh Amerika dalam hal ini Presiden Amerika Donald Trump.
Pertama faktor ekonomi, Persoalan ekonomi lebih terkait minyak. Mengingat basic ekonomi Timur Tengah, Negara Arab meski basis ekonomi minyak mulai tidak merasa aman karena itu mau mencari sumber ekonomi yang lain, seperti pariwisata pembangunan zona ekonomi market property. Untuk soal ini perlu keterbukaan dan kejasama dengan semua Negara, termasuk Israel.
Faktor kedua adalah faktor politik Amerika dibawah Donlad Trump. Kaitannya dengan pemilihan Presiden November mendatang. Ia Donald Trump mengandalkan Israel dengan komunitas Yahudi sebagai pemilik suara amat mempengaruhi rakyat Amerika. Disini Donald Trump berusaha keras menekan UEA agar mau bekerjasama dengan Israel. Keberhasilan itu akan mempengaruhi perolehan suara rakyat Amerika berbasis dukungan Yahudi Israel.
Dua faktor ini agaknya berpengaruh dan secara habis habisan Israel dan Donald Trump berusaha untuk mensukseskan kebijakan ini. Ini dibenarkan oleh Direktur Badan intelijen Amerika (CIA) Yessy Cohen (15/9/20) sehari telah usai ditandatangani normalisasi hubungan UEA dan Israel.
Ketika ditanyakan Negara Arab Timur Tengah mana lagi yang akan menyusul dia menolak untuk menjawab. Namun demikian terkuak misteri sepertinya akan ada Negara yang menyusul membuka hubungan diplomatik dengan Israel dibawah dororongan Amerika.
Inilah kundisi yang selalu berubah berdasar kepentingan Tidak permanent enemy. Yang ada interest permanently. Wallahu’alam bishawab
Dr Masud HMN, Dosen Pascasarjana UHAMKA Jakarta