MEDAN, Suara Muhammadiyah – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara yang juga Ketua MCCC Sumatera Utara Dr dr Kamal Basri Siregar meresmikan Baitul Mufidah, satu shelter layanan Pusat informasi dan Pusat Psikososial Pasien TBC. Berlokasi di Jalan Bunga Encole III Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Senin (26/10).
Hadir pada acara peresmian itu, Bendahara Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumut Yuniar R. Yoga, Ketua Majelis Kesehatan PWA Nursukma Suri, Ketua SR TB-HIV Aisyiyah Zubaidah Pohan, dan tim TB-HIV Care Aisyiyah Sumatera Utara.
Selter Baitul Mufidah merupakan salah satu upaya Aisyiyah untuk memberikan pertolongan yang lebih nyata kepada mereka yang menderita tuberculosis dan Covid-19. Baitul Mufidah memiliki layanan online untuk informasi, advokasi dan konsultasi psikososial. Masyarakat yang merasa menghadapi persoalan tuberculosis dan Covid-19 segera hubungi telepon layanan yang ada untuk selanjutnya akan diproses dengan tim Baitul Mufidah yang ada di pusat.
Dr dr Kamal Basri Siregar memberi apresiasi kepada ‘jihad’ Aisyiyah dalam pelayanan sosial dan kesehatan. Kamal Basri Siregar sudah memahami apa yang dilakukan tim Tb-Hiv Care dalam upaya memutus matarantai penyebaran tuberculosis (TBC) dan melakukan pendampingan pasien dalam masa perobatan. “Saya sangat mengapresiasi kerja-kerja Aisyiyah yang tidak henti. Dari layanan tb-hiv care kini Aisyiyah membuka Rumah Mufidah,” katanya.
Ketua SR TB HIV Care Aisyiyah Sumatera Utara Dra. Zubaidah Pohan menjelaskan sebagai upaya Aisyiyah untuk membantu mereka yang terdampak tuberculosis. Shelter Psikososial, akan memberikan asistensi kepada pasien untuk mendapatkan pertolongan berupa konsultasi sampai pendampingan untuk pendampingan penyembuhan.
Baitul Mufidah juga menyediakan rumah penampungan pasien tuberculosis yang akan melakukan pengobatan di beberapa rumah sakit termasuk RSUP Adam Malik, yang jaraknya dari Baitul Mufidah hanya sekitar 300 meter.
Pada kesempatan itu disampaikan testimoni oleh seorang penderita TBC, Ismail (32) pasien tbc yang sedang dalam perawatan. Kata Ismail yang didampingi isterinya ( yang juga penderita tuberculosis) bahwa penyesalah selalu datang terlambat. Saya adalah pengosumsi minuman keras, perokok berat dan suka begadang. Setelah saya menderita tbc dan melakukan perobatan yang butuh waktu panjang, sungguh saya menyesali proses kehidupan sebelumnya, kata Ismail.
Sementara itu, PWA Sumatera Utara yang diwakili oleh Bendahara Yuniar R. Yoga mengatakan, persoalan kita hari ini adalah pandemi Covid-19. Penderitanya nyaris sama dengan TBC yang merusak paru. Kehadiran Baitul Mufidah merupakan inovasi Aisyiyah untuk meluaskan ranah pertolongan. Yuniar menyampaikan apresiasi kepada tim TB-HIV Care Aisyiyah Sumatera Utara yang terus bekerja tiada henti.
Peresmian Baitul Mufidah ditandai dengan pengguntingan pita di depan pintu rumah yang disediakan untuk pasien tbc yang membutuhkan. (Syaifulh/Riz)