Jangan sombong. Ada pepatah Jawa yang menyatakan: “Asu Gedhe Menang Kerahe”, yang sering diterjemahkan, yang besar akan selalu menang, dan –pengertian sebaliknya– yang kecil akan selalu kalah. Benarkah?
Padahal Allah telah menegaskan “…Betapa banyak terjadi, golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah…”, sebagaimana firman-Nya dalam Qs al-Baqarah [2]: 249: “… kam min fiatin qalîlatin, ghalabat fiatan katsîratn bi idznillâh …”.
Pernyatan Allah di ayat tersebut menegaskan, bahwa dengan izin-Nya “siapa pun akan bisa menang,” dan –sebaliknya– ketika Dia berkehendak mengalahkan siapa pun, tidak ada satu pun makhluk yang bisa menghalanginya. Dan sejarah telah membuktikannya, betapa banyak orang yang semula diremehkan, ternyata bisa mengalahkan orang-orang yang sombong. Dan takdir Allah itu tidak hanya berlaku untuk orang-orang yang beriman di masa lalu, tetapi juga ‘bisa’ berlaku untuk siapa pun di masa sekarang dan di masa mendatang.
Penulis masih ingat satu kisah –dalam tafsir Qs al-Fîl– tentang ‘Kekalahan Pasukan Gajah.’ Dalam kisah itu diceritakan bahwa kekalahan Pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, yang berencana menyerang Ka’bah, justru diserang sekelompok Burung Kecil: Ababil. Dan peristiwa itu benar-benar terjadi dengan izin Allah.
Dikisahkan bahwa semula, dengan kesombongannya, Abrahah bersama tentara Gajahnya ‘yakin’ bahwa dia bersama bala tentaranya akan bisa menghancurkan Ka’bah, tanpa perlawanan dari siapa pun. Tetapi, takdir Allah menentukan ‘lain’. Dia beserta bala tentaranya diserang oleh Pasukan Burung Ababil, utusan Allah, yang datang tanpa diduga, dan memporak-porandakan seluruh Pasukan Gajah, tanpa sisa. Mereka (Pasukan Gajah) itu pun hancur-lebur berantakan, dimusnahkan oleh Allah melalui serangan Pasukan Burung Ababil yang membawa batu-batu panas yang membakar seluruh tubuh Pasukan Gajah itu. Inilah kekuasaan Allah yang tak bisa ditandingi siapa pun.
Betapa penting pelajaran dari kisah ini. Betapa Allah Maha Kuasa memberikan pertolongan pada orang yang ‘terzalimi’ (baca: Penduduk Makkah dengan sikap sabar dan tawakkal mereka), dan memberikan azab bagi orang ‘zalim’ (baca: Pasukan Gajah dengan kesombongan mereka). Dia hancurkan kaum yang ‘zalim’ dengan ke-Mahaperkasaan-Nya, dan Dia lindungi kaum yang ‘terzalimi’ dengan rahmat-Nya.
Ternyata yang besar pun bisa ‘kalah’. Yang kecil pun bisa menang. Semua karena kehendak Allah. Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh.
Muhsin Hariyanto, Dosen Tetap FAI UMY
Sumber: Majalah SM Edisi 9 Tahun 2017