Mengatasi Emosi Balita

Mengatasi Emosi Balita

Assalamu’alaikum wr wb. Ibu Emmy yth., saya ibu muda (27 tahun) dengan anak satu (2 tahun 7 bulan). Alhamdulillah ia tumbuh sehat. Berat dan tinggi badannya normal. Kemampuan bicaranya sudah lumayan meski agak cadel. Akhir-akhir ini, saya sering dibuat tidak paham akan keinginannya sehingga ia jadi emosi. Ada kekhawatiran saya salah dalam membimbing pertumbuhan emosinya. Maka, mohon sarannya, apa yang harus saya lakukan supaya emosinya tidak meledak-ledak. Jazakumullah atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Rahmi, di Jogja

 ____________

Wa’alaikumsalam wr wb.

Ibu Rahmi yang baik, saya senang sebagai ibu muda Anda peduli dengan tumbuh kembang anak dan bagaimana mengatasinya. Ini penting agar kita bisa meminimalisir kesalahan dalam mengasuh anak kita. Buah hati kita dalam tumbuh kembangnya akan mengalami banyak peristiwa. Berikut ini beberapa peristiwa tumbuh kembangnya dan apa yang perlu ibu lakukan pada si kecil:

1.      Biasanya, menjelang usia 1 tahun, si kecil akan belajar berjalan tanpa minta bantuan. Setelah bisa berjalan tanpa bantuan, ia akan meninggalkan fase bayi menjadi anak balita. Dalam beberapa hari atau minggu, ia akan merangkak bila terburu-buru ingin meraih sesuatu lalu berjalan pelan-pelan lagi, merangkak lagi lalu berjalan lebih cepat. Bagi si kecil yang penting bisa meraih mainan yang dinginkan atau mendapat senyum bangga dari orang tuanya.

Yang perlu dilakukan, beri kesempatan padanya untuk belajar mengendalikan diri sendiri, mengendalikan tubuhnya dengan benar. Anda bisa perhatikan matanya yang memancarkan arti, “Lihat, aku sudah bisa berdiri atau berjalan lo.” Ia merasa gembira dengan keberhasilannya dan akan berjalan terus. Yang penting, awasi agar si kecil tetap berada di bawah pengawasan Anda.

2.      Setelah mahir berjalan dan berusaha menghilang dari penglihatan Anda lalu muncul lagi dengan membawa keberhasilan dari berputar-putar. Pada fase ini, akan terlihat beberapa perkembangan yang berarti pada si kecil baik sosial maupun emosionalnya. Kerewelan atau penolakan balita muncul yang ditandai dengan perlawanan yang berlangsung dari keinginan untuk mandiri namun tetap merasa aman. Itulah mengapa balita rewel, melawan, menangis atau melakukan tindakan yang menunjukkan ketidaksetujuan dengan orang tua. Ini membuat orang tua bingung dan khawatir pada perilaku anaknya.

Yang perlu dilakukan, awasi saja dari jauh, ketika si kecil ingin bebas. Di saat berikutnya ia tak mau lepas dari Anda.

3.      Keterbatasan bahasa pada usia balita awal sering menimbulkan rasa frustrasi. Bila ia tidak bisa mengutarakan kebutuhan dan keinginannya, ia akan jengkel.

Yang harus dilakukan ketika si kecil memaksakan keinginannya, ia juga akan berusaha menyenangkan Anda. Maka, Anda harus bisa memilah kapan keinginannya boleh diikuti kapan tidak. Andalah yang harus memberi pengertian padanya.

4.      Munculnya rasa ingin tahu, menyelidiki dan menemukan merupakan masa dimana ia menikmati kemampuan pertumbuhan pribadinya. Ia merasa bisa melakukan berbagai macam hal.

Yang perlu dilakukan, temani ia bermain. Perhatikan apa yang dirasakannya dan katakan Anda mengerti dengan permainannya. Dengan menjadi teman bermain, berarti membiarkan ia yang memimpin permainan. Tunjukkan Anda mengikuti aturan permainannya. Beri respons pada apa yang diungkapkannya dengan gerakan dan kata-kata. Beri pula penghargaan dengan pelukan dan ciuman.

5.      Dengan bertambahnya umur, ia akan siap bersosialisasi. Sejak usia 18 bulan hingga 3 tahun penguasaan bahasanya berkembang pesat. Si kecil akan memberi nama segala sesuatu yang dilihatnya, membuat kalimat pendek, bahkan kalimat kompleks. Sebagian anak mengungkapkan sesuatu dengan tindakan, sebagian dengan berbicara atau bercerita. Si kecil juga mulai siap menghadapi lingkungannya dengan lebih tenang dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Yang perlu dilakukan dukung usaha si kecil dengan cara mendengarkan dan merespons segala yang diucapkannya. Bersabar dengan segala pertanyaan darinya karena rasa ingin tahunya yang besar. Penuhi dengan kata-kata baru melalui buku cerita.

Hal-hal di atas adalah fase pertumbuhan emosi pada balita. Semoga bermanfaat dan dapat membantu ibu dalam membimbing dan mengarahkan si kecil menjadi anak saleh. Amin.

Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, SPsi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.

Sumber: Majalah SM No 5 Tahun 2018

Exit mobile version