Cerita Santri Ponpes / Madrasah Kuliyatul Muballighin Muhammadiyah Padang Panjang
PADANG PANJANG, Suara Muhammadiyah – Menggali cerita kehidupan santri-santriah di pesantren selalu menarik dan tak habis-habisnya. Banyak cerita lucu, unik, duka dan kenangan yang tak usai mulai dari kamar asrama, ruang belajar, ruang makan, masjid dan saat-saat mereka menghafal Qur’an.’
Kali ini cerita menarik diterima SM dari Ponpes Madrasah Kuliyatul Muballighin Muhammadiyah Padang Panjang (MKMM) dimana Buya Hamka pernah menjadi Kepala Sekolahhya. MKMM ini pun menjadi madrasah model di Sumatera Barat karena nyaris tak pernah putusnya kunjungan / muhibbah pelajar dan mahasiswa dari negeri jiran Malaysia ke madrasah ini.
Sebagai santri-santri yang waktunya sudah terpola dan rutin sesungguhnya menjemukan juga. Hanya santri-santriah yang memiliki komitmen yang kuat yang menjadi ritme waktu yang mereka jalani sebagai sesuatu yang tetap mengasikkan. Apalagi bila mereka menjadi semua proses ini sebagai ibadah.
Kali ini, ditengah kejenuhan itu, tiba-tiba para santri kelas X itu menyampaikan harap kepada mudir MKMM untuk dapat keluar dari pondok untuk sekedar dapat menikmati alam bebas. Tentu saja, permintaan yang tak lazim itu membuat sebuah tanda tanya apalagi kondisi pandemi Covid19 masih bersimahajarela.
”Umi, Mohon izin Kami bisa jalan-jalan ke danau. Umi bantu Kami mobil, biarlah minyak kendaraan kami yang upayakan dan makan siang biar kami bawa dari asrama,” pesan sederhana sastri kelas X kepad Umi Derlina, Mudir hebat dan bertangan dingin.
Mendapat permintaan yang tak lazim itu, Sulit buat sang Mudir untuk tidak memberi izin. Paling tidak mengurangi stress tingkat tinggi santrinya. Apalagi, lokasi yang dituju tidak jauh, hanya ke Tanjung Mutiara, di Danau Singkarak, tepi danau yang indah di Sumatera Barat.
Sesampainya di Tanjung Mutiara, anak-anak menikmati keindahan alam tuhan. Keciap air dan udara yang dingin tentu saja menjadi bagian dari indahnya danau Singkarak.
Setelah itu, ini yang menarik, anak-anak membentuk shaf dan kemudian mereka secara berjamaah pula mulai membuka mushaf dan bibir mereka mulai melafaskan Kalamullah.
“Di sini pikiran dan hati Kami lebih terbuka buat menghafal Qur’an,” kata mereka kepada ustadz yang ikut mengawal mereka.
Murid MKMM Padang Panjang, Derliana MA, Tak bisa menahan rasa harunya. Derliana berharap merek kelak adalah kader-kader tangguh untuk bangsa dan agamanya. (Syaifulh/Riz)