YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketika bangsa Indonesia masih dalam keadaan tertinggal dalam hal kesehatan, terjajah secara politik, serta terpuruk dalam segala aspek kehidupan. Kepeloporan Muhammadiyah dalam membangun sistem kesehatan masyarakat menjadi transformasi baru di dalam kehidupan bangsa. Sehingga kehadiran Muhammadiyah melalui gerakan pendidikan, kesehatan, dan dakwah yang berkemajuan merupakan suatu gebrakan sosial yang luar biasa.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa proses transformasi tersebut memerlukan reorientasi bagi para pimpinan persyarikatan untuk menterjemahkan ulang dan sekaligus melakukan ekselerasi terhadap program-program kesehatan dan kemaslahatan lainnya. Hal ini dimaksudkan guna mendorong potensi kemaslahatan yang lebih luas dan merata bagi masyarakat.
“Muhammadiyah memperkenalkan Islam melalui institusi-institusi sosial baru, salah satunya adalah Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU). Maka saat ini sangat diperlukan reorientasi pemikiran tentang kesehatan yang tidak hanya terfokus pada pengelolaan rumah sakit, namun lebih jauh lagi menjadi majelis yang berkomitmen mengurus kesehatan masyarakat secara umum,” pesan Haedar dalam Rakornas Kesmas MPKU PP Muhammadiyah, Sabtu, 7 November 2020.
Ia berpendapat bahwa persoalan kesehatan merupakan persoalan manusia yang harus sehat secara fisik, psikologis, spiritual, dan bahkan secara sosial. Hal ini sejalan dengan yang tertulis pada sistem kesehatan nasional tahun 2009 dan 2012. Maka kesehatan masyarakat memiliki hubungan yang saling terkait dengan banyak faktor dan bukan sesuatu yang berjalan linier.
“Dalam sistem bernegara, kondisi kesehatan masyarakat sangat bergantung kepada kebijakan negara. Samakin baik sistem kesehatan yang dibangun oleh negara, maka tentu juga akan semakin baik kondisi kesehatan warganya,” paparnya.
Haedar berpesan kepada Kementerian Kesehatan dan institusi lain yang bergerak di bidang kesehatan untuk bersungguh-sungguh membangun kesehatan bangsa di masa pandemi. Ketika sistem kesehatan di seluruh rumah sakit sudah tidak memadai, maka negara harus hadir memberikan solusi terbaik. “Disinilah kejujuran, keterbukaan, kesungguhan, dan ketepatan negara dalam mengambil kebijakan serta mengimplementasikan sistem kesehatan nasional diuji,” ujarnya.
Muhammadiyah menginginkan negara hadir secara maksimal guna mendukung dan melaksanakan sistem kesehatan nasional yang merata dan berkeadilan. Harapannya agar kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Karena kewajiban untuk menyelenggarakan kesehatan yang berkualitas secara konstitusional ada di tangan negara. (diko)