YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sejak berdirinya, Muhammadiyah merupakan organisasi keumatan yang mentransformasikan sebuah pemikiran, yang kemudian menjadi gerakan dan perilaku bersama. Pada saat Klinik Muhammadiyah pertama kali berdiri tahun 1923 di Yogyakarta, para dokter harus berkeliling ke kampung-kampung untuk mengajak masyarakat berobat di rumah sakit.
“Karena ketika itu tidak banyak masyarakat yang berpikir bahwa berobat ke rumah sakit adalah hal yang baik,” ujar Agus Samsudin, Ketua MPKU PP Muhammadiyah. Menurutnya, momentum tersebut menjadi transformasi besar dari kepercayaan yang bersifat anemisme, menuju kepada pengobatan modern.
Hal tersebut masih sangat relevan jika dihubungkan dengan situasi pandemi yang saat ini terjadi. Masih banyak masyarakat yang memandang pandemi dari kaca mata yang kurang tepat. “Saya yakin Muhammadiyah mempunyai pandangan yang rasional dan tepat tentang bagaimana berperilaku di situasi pandemi seperti saat ini,” ungkap Agus pada Rakornas Kesmas MPKU PP Muhammadiyah (7/11).
Melihat situasi dan kondisi yang terus berkembang, peran Kesmas menjadi sangat strategis karena berkaitan dengan perilaku hidup sehat. Perilaku 3M (Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan) menjadi sangat penting sebelum vaksin benar-benar ditemukan.
“Kami ingin menegaskan kembali bahwa MPKU bukanlah majelis rumah sakit. Walau sekali pun rumah sakit memiliki peranan yang besar, tapi MPKU bukan hanya majelis yang mengurusi rumah sakit, namun juga berkiprah di banyak hal terkait kesehatan masyarakat,” tegasnya. (diko)