Pendidikan merupakan salah satu jalan Muhammadiyah dalam dakwah, penguatan organisasi (perkaderan), sekaligus turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa (peran kebangsaan Muhammadiyah). Itu sebabnya di bidang pendidikan Muhammadiyah bisa dikatan selangkah lebih maju dibanding pemerintah atau organisasi lain.
Hal ini pula lah yang dimaksimalkan betul oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Limbung, Bajeng, Gowa, Silawesi Selatan. Melihat potensi wakaf yang ada, dari situ, sejak berdiri pada 1963, Muhammadiyah di sana rajin mendirikan sekolah. Total sampai hari ini ada 15 sekolah yang sudah didirikan. Di antaranya 4 TK ABA, 1 MI, 5 Mts/SMP, dan 4 MA/SMA/SMK.
Hebatnya, hampir semua sekolah Muhammadiyah yang mereka kelola, menjadi sekolah terfavorit di kecamatan itu. Dua di antaranya SMP Muhammadiyah Limbung dan MA Muhammadiyah Limbung. Kedua sekolah tersebut hampir tiap tahunya, karena ketrbatasan ruang, menolak ratusan siswa yang mendaftar ke sana. “Dibanding sekolah lain atau sekolah negeri, sekolah Muhammadiyah di sini selalu menjadi prioritas utama masyarakat untuk mendaftarkan anaknya sekolah,” kata Muh Fitriady (31) Ketua PCM Limbung.
Dari kemampuan sekolah-sekolah unggulan yang dimiliki itu, tentunya dengan dorongan semangat yang kuat, Cabang Muhamadiyah di sana juga mengembangkan sayapnya guna membina jamaah hingga keluar daerah. “Jarak daerah binaan kami cukup jauh-jauh, ada yang 40 kilo dari Limbung ada juga yang mencapai 60 km,” terang Fitriady.
Salah satu bentuk pembinaan itu adalah dengan mendirikan sekolah di luar daerah tersebut. Paling baru, PCM mendirikan SMK Muhammadiyah di daerah binaan yang jaraknya hampir mencapai 60 km. Pembinaan lewat amal usaha lain juga digiatkan terus oleh PCM Limbung. Selain kegiatan rutin pengajian yang dilakukan di 10 Ranting dan di 6 masjid serta mushalla, pembinaan khusus bagi keluarga kurang mampu juga lama terselenggara melalui Panti Asuhan Amrullah yang dikelola oleh Aisyiyah di sana.
Secara khusus panti asuhan tersebut mendahulukan pembinaan untuk anak-anak masyarakat pegunungan yang kurang mampu. Kata, Fitriady, masyarakat pegunungan tersebut mayoritas adalah masyarakat non muslim. Anak-anak tersebut kemudian dididik dan diharuskan tinggal di asrama, bahkan Cabang lah yang menguapayakan anak-anak dari keluarga kurang mampu it uterus belajar sampai jenjang sarjana. “Kami carikan mereka beasiswa di perguruan tinggi Muhammadiyah, jika tidak cabang lah yang membiayai kuliah mereka sampai lulus,” kata Ketua PCM Limbung.
Setelah lulus dan memperoleh gelar sarjana, anak-anak panti asuhan Amrullah dipersilahkan untuk kembali ke kampung halaman. “Jelas kami berharap dari mereka lahir perubahan-perubahan,” tegas Fitriady.
Dakwahnya yang mampu memaksimalkan potensi pendidikan mendapatkan apresiasi khusus dari LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Rating) PP Muhammadiyah. Bahkan usai berkunjung langsung ke PCM Limbung, Isngadi Sekretaris LPCR PP Muhammadiyah mengaku bangga dengan PCM Limbung. “Limbung layak dijadikan PCM percontohan,” katanya. (gsh)
Sumber: Majalah SM No 22 Tahun 2017