SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Berdasarkan info dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta tentang evaluasi data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
Kondisi Siaga Merapi ini disikapi LPB PDM Sleman untuk melaksanakan tugas Persyarikatan Muhammadiyah khususnya di bidang kebencanaan dengan memengedepankan prinsip One Muhammadiyah One Sespons (OMOR).
Yaitu dengan mengkordinasikan semua potensi dan kekuatan yang di lingkungan Muhammadiyah untuk melakukan respon bila terjadi bencana. Secara terpadu dengan komando yang dikoordinasikan oleh lembaga Penanggulangan Bencana / Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Koordinasi bersama pimpinan wilayah dan Pusat Lembaga penanggulangan bencana terus dilalikan baik melalui daring maupun luring untuk mempercepat dan efisiensi koordinasi.
Ditemui Ahad, 8 November 2020 di Pakem, M Fauzan selaku ketua LPB/MDMC PDM Sleman beserta jajaran setelah melalui koordinasi. “Kami memutuskan untuk mengadakan rencana Posko Utama dan Posko Layanan di Kompleks SMK Muh Pakem, PKU Cangkringan dan Gedung Dakwah PCM Turi dan dilanjutkan dengan koordinasi kepada masing-masing cabang untuk segera bergerak dengan sebelumnya mendapatkan pembekalan situasi terkini Merapi sebagai gambaran apa yang harus dilakukan,” tambahnya.
Untuk barak-barak pengungsian telah mulai dihuni oleh warga rentan dan anak-anak terutama di wilayah kapanewon Cangkringan. Tentunya mereka sangat membutuhkan akan layanan medis dan kesehatan apalagi saat ini kita masih berada dalam situasi Pandemi Covid-19 yang belum mereda.
“Maka kami meminta bantuan pendampingan tim Medis / Kesehatan dan Psiko Sosial untuk mendampingi pengungsi di Glagah Harjo Cangkringan dengan berkoordinasi dengan wilayah untuk bisa memberikan pemdampingan dengan menggandeng berbagai Amal Usaha Muhammadiyah dan pihak terkait yang kompeten di bidangnya,” ungkap Fauzan.
Sementara para relawan Muslem beserta KOKAM dan puluhan armada ambulanceMu, Lazismu juga telah disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan siap bergerak untuk membantu masyarakat apabila benar-benar terjadi erupsi.
Disamping berbagai persiapan juga terus dilakukan seperti penyiapan relawan yang menangani unsur psikososial dan juga tidak terlewatkan relawan rohani. Relawan melakukan pendampingan keagamaan kepada warga di pengungsian agar bisa terus terjaga ibadahnya dengan baik dan senantiasa mengingat kebesaran Sang Pencipta di lingkungan barak pengungsian. (Arie Hartanto)